Ternate - Kepala Dinas Pangan Provinsi Maluku Utara, Dheni Tjan berhasil mensukseskan sosialisasi Kedai PANGANMU (Strategi Kebijakan dan Sinergi Stabilisasi Pasokan Harga Pangan Maluku Utara) di Kota Ternate, Senin (10/6/2024)
Hal ini dilakukan sebagai syarat reformer pada Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKM) II angkatan ke-3 BPSDM Kemendagri tahun 2024.
"Pada hari ini implementasinya adalah sosialisasi Kedai PANGANMU ditambah penandatanganan kerjasama antar daerah sekaligus penyerahan bantuan pemberdayaan petani dan fasilitas distribusi pangan, juga dirangkaikan dengan pangan murah partisipatif," ucapnya di halaman Land Mark Ternate.
Kegiatan ini, terang Dheni lokusnya di dua daerah, yaitu Kabupaten Halmahera Tengah dan Kota Ternate. Dimana, pada 30 Mei kemarin telah digelar di Halmahera Tengah dan pada 10 Juni di Kota Ternate.
"Kenapa dilaksanakan di daerah ini, karena kedua daerah ini menjadi barometer inflasi di Maluku Utara, dimana penilaiannya berada di Weda dan Ternate," ungkapnya.
Dheni menjelaskan dalam kurun 3 tahun terakhir inflasi di Maluku Utara cenderung meningkat, sehingga memang butuh strategi dan langkah-langkah yang tepat mengoptimalisasikan  pasokan dan harga pangan.Â
Pelaksanaan pangan murah, papa Dheni, dilaksanakan secara terpadu dan partisipatif dimana bukan cuman Dinas Pangan yang menyediakan komoditi, karena ada dari Bulog, Dinas perikanan, Disnakertrans, Dinas Pertanian dan lembaga vertikal lainnya.
Komoditi yang disediakan, sebut Dheni, adalah beras, telur, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, gula, cabai dan ikan. Adapun penyerahan bantuan diterima oleh kelompok tani rumah pangan di Kelurahan Lotto sebesar Rp 60 juta ditambah pemberian bibit.
"Hal ini untuk peningkatan produksi komoditi pangan bagi masyarakat. Mudahan-mudahan ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya," ucapnya.
Sementara untuk distribusi pangan murah ke Halmahera Tengah (Weda) dari Ternate diberikan dalam bentuk pembiayaan dana transport. "Jadi puluhan truk tadi kita biayai transportnya Rp 2 juta menuju Weda dengan harapan pelaku usaha menjual komoditinya tidak menghitungkan biaya transport," pungkasnya.