Mohon tunggu...
jason suryo
jason suryo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bola

Politik dan Sepakbola Indonesia

25 November 2016   23:35 Diperbarui: 25 November 2016   23:42 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepak bola adalah olah raga paling terkenal dengan milyaran penggemar diseluruh dunia. Tidak hanya digemari, namun olah raga ini juga merupakan permainan yang dapat dimainkan kapan saja dan dimana saja. Sepak bola juga merupakan alat pemersatu masyarakat dengan permainannya yang membutuhkan kerja sama dan disisi lain juga butuh keahlian dalam mengolah si kulit bundar ini. Namun belakangan ini politik mulai memasuki bidang olah raga ini. Parahnya, hal ini justru menghambat prestasi bahkan menghancurkan keindahan didalamnya.

Di Indonesia, sepak bola adalah olah raga yang paling digemari dan paling banyak dimainkan selain badminton. Murah dan mudah dimainkan adalah alasan paling mendasar dari banyaknya olah raga satu ini banyak dimainkan. Selain itu, di Indonesia yang memiliki tingkat populasi penduduk yang tinggi dan berbagai perbedaan yang dimiliki dapat dipersatukan oleh olah raga yang satu ini. Aroma politik yang menjamah sepak bola Indonesia mulai tercium dari gelagat beberapa oknum. Bahkan mereka sengaja membidik sepak bola sebagai cara untuk memuluskan ambisi politiknya.

Begitu Indonesia menembus final Piala AFF 2010 silam , Nurdin Halid selaku Ketua PSSI saat itu langsung memborong pemain ke rumah Aburizal Bakrie untuk bersilaturahmi. Sebelumnya, di tribun kehormatan, rombongan Presiden SBY berlompatan tatkala Christian Gonzalez membobol gawang Filipina yang mengantarkan Indonesia menembus final untuk ketiga kalinya. Hal ini mencerminkan betapa sepakbola telah menembus jagad politik di Indonesia. Meski buru-buru Golkar membantah jamuan timnas PSSI itu untuk investasi politik jelang Pemilu 2014 yang pasti langkah itu tetap jadi tanda tanya kita bersama.

Nyaringnya suara gemuruh penonton yang selalu memadati stadion tempat Timnas Indonesia bertarung demi garuda didada menjadi indikasi besarnya pengaruh sepak bola bagi berbagai bidang di Indonesia. Tidak hanya kaum adam, kaum hawa bahkan hingga anak-anakpun setia mendukung Timnas dimanapun mereka bermain. Kelicikan oknum politik ini dapat merusak keindahan sepak bola kita jika terus dibiarkan. Setelah mendapat diblokir dari persepakbolaan internasional selama kurang lebih 2 tahun semoga kita dapat tetap mendukung sepak bola Indonesia tetap berkembang.

Politik adalah hal penting dan penuh dengan kekuatan, namun hal ini dapat mengganggu jalannya kemajuan persepakbolaan. Jauhkan sepak bola dari politik, jangankan parpol, nuansa politik masuk saja sudah merusak sepak bola itu sendiri. Kita dukung Indonesia supaya bisa bersaing dikancah Internasional dan berprestasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun