Sebut saja si Dudung, pria muda yang baru mempunyai anak satu serta mempunyai istri yang teramat manja sehingga acapkali membuat para tetangganya menjadi iri (terutama para suami) dibuatnya. Belakangan ini si Dudung yang diberi anugrah bekerja di Dishub sedang getol-getolnya menjalankan program “ngerjain” para pengendara mobil/motor yang memarkirkan kendaraannya disembarang tempat.
Bukan hal yang aneh lagi memang kalau para pengendara diibukota biasa memarkirkan kendaraannya semaunya. Biasanya memang lokasi yang ditarget jaraknya tidak jauh dengan lokasi sipengendara. Namun kali ini para pengendara motor/mobil pastinya harus berfikir dua kali kalau tidak ingin ngos-ngosan mendorong kendaraannya akibat bannya digembosi serta pentilnya ikutan dicabut oleh si Dudung beserta cs-nya.
Si Dudung yang berperawakan kecil dengan adanya aksi “sentuh” pentil ini kembali mengingatkan masa kecilnya dulu, dimana si Dudung suka sekali menjahili kawan-kawannya yang bersepeda yaitu dengan menggembosi ban sepedanya saat menjelang pulang sekolah.
Usut punya usut ternyata kelakuan si Dudung dilatarbelakangi karena rasa iri kepada kawan-kawannya yang memiliki sepeda. Apalagi saat bersepeda, kawan-kawannya suka meledeknya… dadah Dudung, nyok kita balapan sampai gerbang sekolah.. !”
Kenangan puluhan tahun silam kini terulang kembali. Namun aksi si Dudung kali ini tentunya dilegalkan oleh pemerintah di negrinya terlebih lagi saat menjalankan aksi “sentuh” pentil, si Dudung kini kerap dikawal oleh aparat keamanan yang bertubuh tegap yang semakin membuat dirinya nyaman tanpa rasa khawatir akan didemo oleh para pengendara yang menjadi korbannya.
Buat si Dudung sendiri sebenarnya ada rasa kasihan dengan apa yang dilakukannya ini karena dia sendiri pernah merasakan bagaimana lelahnya mendorong motor yang bannya gembos guna mencari bengkel yang terdekat.
Namun buat si Dudung, peraturan adalah peraturan dan seyogyanya haruslah ditaati oleh semua orang. Mungkin ini hanyalah salah satu cara membuat efek jera bagi para pengendara yang tidak tertib dalam memarkirkan kendaraannya.
Program “sentuh” pentil ini diharapkan kedepannya akan membuat ibukota menjadi lebih rapi akan tata kelola perparkiran karena bagaimanapun imej budaya suatu bangsa bisa nampak dari adanya ketertiban/kerapihan dari masalah perparkiran seperti ini.
Nahh.. bila anda tidak ingin “disentuh” pentil bannnya oleh si Dudung beserta aparatnya maka parkirlah kendaraan anda ditempat yang sudah semestinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H