Mohon tunggu...
I Gusti Ayu Agung Sonia Shafna
I Gusti Ayu Agung Sonia Shafna Mohon Tunggu... Akuntan - Accountant

Bali

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gaya Hidup Konsumtif: Tren atau Ancaman?

28 Desember 2024   13:59 Diperbarui: 28 Desember 2024   13:59 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Fenomena gaya hidup konsumtif tentunya kian menonjol ditengah melajunya gaya hidup digitaliasi. Secara sadar ini telah menjadi bagian utama dalam pergerakan hidup masyarakat modern. Semakin dipermudah dengan adanya perangkat digital, kini setiap lapisan masyarakat dapat dengan mudah melakukan transaksi secara online. Apakah ini bisa disebut sebagai sebuah tren semata atau malah menjadi ancaman yang cukup membahayakan?. Tidak lengkap rasanya jika kita tidak menyelidika dahulu apa saja faktor yang mendorong terjadinya gaya hidup konsumtif ini?

  • Peran media dan teknologi : semakin canggihnya teknologi yang tersedia dari oneline shop, influencer, dan lain sebagainya semakin mudah masyarakat menjangkau terhadap barang apapun yang dipasarkan. Bahkan niat kita untuk membeli sebuah produk akan semakin meningkat melihat influencer mereview barang tersebut padahal sesungguhnya belum dibutuhkan, namun kita biasanya sudah terpikat dahulu. Hal ini bisa disebut dengan tren sekaligus juga ancaman, mengapa? karena memang trennya berjualan online sehingga banyak ditemui kios di pasar mulai sepi, apalagi hanya bertransaksi online tanpa harus cape untuk mengunjungi kios satu-satu dan dengan mudah langsung mendapatkan harga murah tanpa perlu tawar menawar. Namun ini sekaligus menjadi ancaman jika hal ini terus berlangsung karena manusia sudah tidak lagi bisa membedakan mana barang sesuai kebutuhan atau keinginan saja.
  • Tekanan Sosial : hadirnya sosial media yang kian melejit mendorong kita untuk bersikap "ingin" tampil sama sehingga tidak kehilangan zamannya. Kita melihat ada orang menggunakan sepatu model terbaru dengan merk tersebut, secara tidak langsung kita akan merasa ingin memiliki juga agar terlihat sama dan bisa memamerkan di sosial media, untuk dapat dilihat oleh orang lain dan mendapat pengakuan bahwa kita juga bisa memilikinya. Sekali ini tentunya ini menjadi tren dikalangan anak muda dan menjadi ancaman terhadap gaya hidup yang kian melejit tanpa memperhitungkan keuangan yang dimiliki. Sehingga tidak jarang banyak anak muda terjebak dengan adanya pinjaman online hanya untuk memenuhi gaya hidupnya di sosial media.
  • Urbanisasi : perkembangan gaya hidup modern memperkuat perilaku konsumtif ini terjadi karena memperkuat pola konsumsi yang praktis didukung dengan mudahnya media yang bisa diakses. Kini apapun yang dicari semua tersedia di online shop, sehingga menonjolnya gaya hidup yang dilakukan ini akan menggerus ke setiap lini kehidupan tidak terkecuali masyarakat desa yang mulai mengikuti perilaku konsumtif ini.

Kegiatan konsumtif memang menjadi bagian yang tidak pernah lepas dari masyarakat, namun harus secara sadar mempu membedakan kebutuhan dan keinginan sehingga kita bisa terlepas dari gaya hidup atau tren komsumtif yang tidak diperlukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun