Mohon tunggu...
Igrin Taqiya
Igrin Taqiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Brawijaya

Saya adalah seorang mahasiswa Ilmu Kelautan yang sedang berjuang demi masa depan yang indah. Saya suka berbagi cerita, ide, dan pengalaman lewat tulisan. Hobi saya meliputi membaca buku, menonton film, serta menjelajah alam. Saya senang mengeksplorasi topik-topik yang mendalam dan menyentuh. Sebagai pribadi yang suka berpikir kritis namun tetap berempati, saya selalu terbuka terhadap pandangan baru dan diskusi yang sehat. Jika memiliki waktu luang saya akan menulis tentang pandangan seputar kehidupan sehari-hari. Saya berharap setiap tulisan bisa memberi inspirasi atau perspektif baru bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila sebagai Fondasi Algoritma Kebangsaan untuk Membangun Ruang Digital yang Inklusif

11 November 2024   23:14 Diperbarui: 14 November 2024   22:16 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pancasila, ibarat fondasi rumah Indonesia yang merupakan dasar negara dan menjadi landasan untuk membentuk identitas nasional, menjadi pedoman dalam bersikap serta membangun karekter bangsa. Lima sila yang terkandung di dalamnya mencakup nilai-nilai luhur: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Di era serba digital ini tentu Pancasila memiliki peran yang krusial sebagai pedoman etis dalam menghadapi berbagai tantangan dunia maya yang semakin terbuka dan dinamis.

Seiring dengan perkembangan ruang digital, gaya hidup dan cara berinteraksi masyarakat Indonesia pun turut mengalami perubahan. Kemudahan dalam mengakses informasi ditambah lagi dengan hadirnya media sosial yang menjadikan kita dapat dengan mudah terhubung satu sama lain, terutama sebagai generasi muda yang kesehariannya nyaris tidak terlepas dari yang namanya dunia maya. Dari sini terlihat bahwa tantangannya adalah bagaimana kita bisa tetap menjaga nilai-nilai Pancasila di tengah maraknya konten negatif, ujaran kebencian, hingga hoaks yang kerap seliweran di berbagai platform media sosial. Di sinilah pentingnya peran algoritma kebangsaan  berlandaskan Pancasila untuk membentuk interaksi di ruang digital agar tetap etis dan positif. Let's find out more!

Apa itu Algoritma Kebangsaan?

Pasti kita sudah tidak asing lagi dengan kata algoritma, tapi kalau "algoritma kebangsaan" itu apa? Menurut Prof. Richardus Eko Indrajit, algoritma kebangsaan merupakan suatu konsep sistematis dan terstruktur untuk menciptakan serta meningkatkan rasa cinta dan bangga masyarakat Indonesia terhadap bangsa dan negara melalui pemanfaatan beragam teknologi digital khususnya media sosial. Algoritma kebangsaan merupakan strategi yang harus kita lakukan sebagai generasi muda agar tetap mampu melastarikan nilai-nilai Pancasila dalam menghadapi tantangan di dunia maya. Dengan adanya algoritma kebangsaan ini, diharapkan bisa menciptakan ruang digital yang lebih inklusif yang mana setiap dari kita mempunyai akses yang setara.

Inklusi digital adalah akses dan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), seperti internet dan infrastrukturnya, perangkat keras, perangkat lunak, dan pelatihan literasi digital oleh semua orang tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku bangsa, kebangsaan, mobilitas, kamampuan fisik dan kognitif, latar belakang budaya dan sosial ekonomi. Inklusi digital membantu semua orang terutama mereka yang kurang beruntung baik itu secara historis dikecualikan, untuk memiliki akses dan keterampilan untuk berpartisipasi penuh dalam dunia digital. Dalam konteks inklusi digital, algoritma kebangsaan berperan untuk mencegah diskriminasi, menghindari perasaan dikucilkan, dan memastikan semua kelompok masyarakat punya kesempatan yang sama untuk ikut berpartisipasi.

Pentingnya algoritma kebangsaan yaitu agar kita bisa tetap melestarikan nilai-nilai Pancasila dalam berinteraksi di dunia maya. Beberapa peran algoritma kebangsaan dalam konteks inklusi digital sebagai berikut.

  • Mencegah diskriminasi

Dengan adanya penerapan algoritma kebangsaan, pemerintah dapat membuat suatu standar yang mana mewajibkan adanya         penerapan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam berinteraksi pada media sosial sehingga dapat mencegah terjadinya diskriminasi.

  •  Memfilter konten negatif

Algoritma dapat dirancang untuk mendeteksi serta mengendalikan berbagai jenis konten yang dianggap dapat berpotensi menjadi suatu pelanggaran etika, misalnya kata-kata yang tidak pantas, ujaran kebencian, dan pencemaran nama baik.

  • Menciptakan lingkungan digital yang nyaman

Penerapan algoritma kebangsaan dalam konteks inklusi digital dapat dilakukan dengan menciptakan atau menyebarkan konten yang mencerminkan sikap saling menghargai, menghormati, berempati dan lainnya. Penerapan algoritma kebangsaan ini juga dapat meminimalkan jangkauan konten yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan hingga konflik. 

Meskipun Pancasila sebagai fondasi algoritma kebangsaan sangat potensial, namun tidak menutup kemungkinan dapat disalahartikan, contohnya kebebasan berpendapat hingga berujung pada ujaran kebencian. Hal ini merupakan salah satu tantangan yang dapat menimbulkan perpecahan apabila terus-menerus terjadi. Solusinya, pemerintah dapat berkolaborasi dengan platform digital untuk menciptakan aturan tegas namun tetap memberikan ruang ekspresi yang sehat. Selain itu, masyarakat perlu meningkatkan literasi digital supaya lebih bijak dalam berinteraksi di dunia maya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun