Monika Kewa dan Sebastianus Seru, sebagai saksi Kasus dugaan Pembunuhan Linus Notan. Setelah beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 15/01/2015 Kasat Reskrim Polres Lembata, Arief Sadikin mengeluarkan pernyataan bahwa Linus Notan jatuh murni dari pohon Lontar, Penyidik Polres Lembata kembali memanggil Saksi Monika Kewa dan Sebastianus Seru, Rabu, 28 Januari 2015 sebagai saksi Kasus dugaan Pembunuhan Linus Notan. Informasi yang didapat dari keluarga Korban bahwa polisi datang ke Desa Jontona untuk kepentingan penjemputan terhadap kedua saksi. Sebelum ke rumah saksi penyidik polres Lembata menyinggahi rumah korban di dusun Tuak One, Desa Jontona.tiba di Desa Jontona untuk menjemput kedua saksi sekira pkl. 9.30 wita. Penyidik Polres Lembata dipimpin Lazarus Lit Raya bersama Syamsudin. Setelah kedua Saksi datang ke rumah almarhum Linus Notan, Penyidik Polres Lembata langsung membawa para saksi ke kantor Polres Lembata untuk dimintai keterangan sebagai saksi. Monika Kewa yang mengenakan baju berwarna merah dipadu dengan kain sarung adat bersama Sebastianus Seru berada di Mapolres Lembata tepat Pkl. 10.30 setelah sebelumnya dijemput oleh pihak Penyidik Polres Lembata menggunakan Mobil Kijang berwarnah hitam berplat DH 1174 AG dari Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata untuk memberikan keterangan tambahan terkait kematian Almahrum Linus Notan. Kewa menuturkan waktu itu, sekitar Pkl. 6.30, tanggal 3 September 2014, ketika tiba di kandang babi, saya mendengar Gaspar Molan sementara mengajak Linus Notan untuk pergi belah Babi, tetapi Linus Notan menolak karena Linus Notan bilang saya ada kegiatan hari ini. Gaspar Molan sempat memberikan sebatang rokok. Rokok tersebut tidak dibakar oleh Linus Notan. “Setelah itu, saya lihat Linus Notan sudah berjalan bersama Gaspar Molan menuju ke lokasi tempat di mana Sapi Linus Notan diikat. Ketika menuju ke lokasi itu, muncul Feliks Sele, Lorensius Laba dan Yoseph Payong Lela. Mereka kemudian berjalan menuju lokasi Sapi. Di depan sekali Feliks Walang, menyusul Lorensius Laba, Yosep Payong, Linus Notan dan terakhir Gaspar Molan. Dalam perjalanan itulah, saya melihat Lorensius Laba berbalik dan melewati Yosep Payong dan memukul Linus Notan. “Saya lihat langsung, Saudara Lorensius Laba alias Lori Lodan yang pertama kali mengayunkan tangan untuk memukul Almahrum Linus Notan” demikian keterangan Monika Kewa kepada Sultan Ali Geroda, dari WEEKLYLINE.NET ketika di tanya di Mapolres Lembata, Rabu, 28/02/2015. Setelah itu saya langsung pulang karena saya takut. Sampai di rumah baru saya dengar Linus Notan mati”,cerita Monika Kewa. Monika Kewa dimintai keterangan diruangan Kasat Reskrim Polres lembata, Arief Sadikin di dampingi Hendrikus Hore. Sejak pemeriksaan pertama sampai dengan saat ini Saksi Monika Kewa didampingi Hendrik Hore karena Monika Kewa benar benar tidak mengerti dan tidak bisa berbahasa Indonesia. Sementara Sebastianus Seru menuturkan, saat itu dirinya mau pergi iris tuak dan kasih makan babi. “Begitu saya lewat di dekat pohon tuak milik Linus Notan, saya lihat, Gaspar Molan sementara memukul Linus Notan. Setelah itu, saya lihat tiga orang lari. Karena saya lihat dari belakang, jadi saya sulit mengetahui identitas ketiga orang itu. Tetapi setelah dicocokkan dengan keterang Gaspar Molan, Monika Kewa, saya pastikan bahwa ketiga orang itu adalah Yosep Payong, Feliks Walang dan Lorenisus Laba,” kisah Seru. Sementara itu salah seorang keluarga korban yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa dipanggilnya kembali kedua saksi dan beberapa orang yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan membuktikan bahwa polisi kembali menjilat ludahnya sendiri. "Polisi ko plin - plan? Itu hari bilang murni kecelakan sekarang kembali lagi panggil saksi. Inikan namanya menjilat ludah sendiri! Makanya jadi polisi kerja yang benar dong," tutur keluarga korban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H