Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Warung Ikhlas, Makan dan Bayar Seikhlasnya untuk yang Tak Mampu di Purbalingga

17 September 2016   13:16 Diperbarui: 17 September 2016   18:33 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Ikhlas Purbalingga (Foto Pribadi)

Suatu hari saya menjumpai seorang pedagang kripik singkong pedas keliling lewat di depan rumah. Orangnya berpakaian lusuh, jalannya pun terpincang-pincang, saat menjajakan barang dagangan omonganya pun tidak jelas karena memang ada kendala bicara. Saya pun memanggilnya, saya beli 5 bungkus,harganya hanya seribu per bungkus. Saya sodorkan sepuluh ribuan.

”Sudah kembalianya ambil aja Pak,” ujarku.

Tak dinyanya, ternyata bapak itu menolak pemberian uang kembalian. Sambil berbicara tak jelas dan menggunakan bahasa isyarat, Ia tetap menolak dan tetap mengembalikan uang lima ribunya. Jleb.. saya tersentuh saat itu. Ternyata banyak orang tetap menjaga harga diri dan bekerja keras dengan segala keterbatasannya.

Sejak saat itu, saya kemudian berubah pola pikir jika hendak membantu atau berderma pada orang. Saya juga terbersit untuk membuat gerakan sosial untuk membantu orang-orang seperti mereka. Orang yang kurang mampu tetapi tetap menjaga harga dirinya dan mau bekerja keras.

Beberapa saat kemudian, gayung bersambut, saya ngobrol dengan salah seorang dermawan di kota saya Purbalingga. Kami ingin menyediakan makanan sehat dan enak kepada orang yang kurang mampu. Akan tetapi, kami tidak ingin memberikan cuma-cuma. Mereka harus tetap memiliki harga diri dengan membayar, namun dengan harga yang sangat terjangkau.

”Dengan membayar, semampu mereka, mereka lebih memiliki kebanggaan. Saya bayar lho bukan dikasih dan bukan disedekahi,” ujar beliau Sang Dermawan.

Akhirnya, dari perbincangan tersebut lahirlah sebuah gerakan sosial ”Warung Ikhlas” pada Maret 2016 lalu. Kami menyediakan makan enak, sehat, tanpa MSG kepada masyarakat kurang mampu dengan membayar seikhlasnya setiap Senin, Rabu dan Jumat yang bertempat di Kedai Kebun, Belakang Kejaksaan Negeri, Purbalingga. Setiap hari itu, kami menyediakan 50 – 100 porsi mulai pukul 11.00 WIB.

Tagline kami : ”Mangan Enak, Sehat, Mbayare Seikhlase” artinya Makan Enak, Membayar Seikhlasnya.

Pengunjung Mengantri di Warung Ikhlas (Foto Pribadi)
Pengunjung Mengantri di Warung Ikhlas (Foto Pribadi)
Kami tak sekadar melayani pembeli seikhlasnya, juga mengedukasi soal makanan sehat tanpa MSG. Selain itu, kami juga merangkul para relawan dan donatur. Alhamdulilah, ada relawan dari mahasiswa dan masyarakat umum di Purbalingga yang membantu di sela aktivitasnya.  

Para relawan ikut membantu memasak atau melayani pengunjung. Donasi pun sudah mulai berdatangan, baik berupa uang maupun bahan mentah. Ada yang membantu beras, mie bahkan mengirim sayur mayur.

Kemudian, selain berbagi makanan sehat dengan bayar seikhlasnya, Warung Ikhlas yang kemudian dikenal dengan WARKAS juga berkembang mengadakan gerakan sosial yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun