Memangnya Menteri Agama harus dari ormas Islam tertentu atau lebih ekstrim dari partai tertentu? Terus, kalau Menteri Agama bukan dari ormas yang diikutinya, apakah mereka mau dipimpin dengan tulus ikhlas?.
Saya sebenarnya risih dengan isu ini. Kenapa Islam harus dikotak-kotakan dalam sekat-sekat ormas? Bahkan, saya pernah mendengar ada ormas Islam yang mengkafirkan umat Islam lain yang tidak menjadi anggota ormasnya. Soal perbedaan bacaan sholat, penentuan waktu lebaran dan isu-isu yang tak fundamental dibesar-besarkan, saling menyalahkan dan bahkan sampai menjadi sumber konflik
Seiring dengan pilpres 2014 yang berlangsung dalam waktu dekat ini kok isu ini muncul lagi. Ada isu-isu yang menyebutkan bahwa Menteri Agama harus dari ormas ini. Kalau capres-cawapres ini menang maka Menteri Agamanya pasti dari ormas kita dan lainnya. Ketua Parpol menjamin Menteri Agama dari ormasnya. Cawapres menjadin Menag dari ormas tertentu dan lainnya.
Liat neh contoh-contoh berita dibawah ini :
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/05/25/cak-imin-jika-jokowi-menang-menteri-agama-dari-nu
Saya kira ini isu basi. Ndak relevan lah dipakai untuk meraup masa dari kalangan ormas tertentu. Cuma memantik antipati dari ormas lain dan memperuncing perbedaan antara sesama umat islam.
Pertinyiinyiii? Kalau menteri Agama dari ormas loe, loe merasa menang gitu. Kalau Menteri Agama dari ormas, loe, loe yang paling bener? Wah berabe kalau gitu.
Menurut saya, yang terpenting untuk menjadi Menteri Agama adalah sosok yang jujur. Tahu bahwa yang haram ya haram titik nggak pake koma! Jadi, Menteri Agama kudu tahu kalau korupsi, kolusi dan nepotisme adalah perilaku yang haram dilakukan. Menteri Agama yang bisa mengurus haji dengan bener, bukanya uang haji dikorupsi atau menghajikan kroni-kroninya pakai uang negara.
Lanjut lagi, Menteri Agama yang berani dan tegas, sehingga bisa membuat institusi paling korup se Indonesia itu bersih dari korupsi. Menteri agama yang bisa menjaga kerukunan antar umat beragama. Menteri agama yang bisa buat orang mau nikah mudah dan murah. Menteri Agama yang bisa membuat penganut agama di negeri ini menjalankan agamanya dengan baik dan benar.
Jadi, janganlah diulangi menteri agama representasi dari Partai Politik tertentu, apalagi ketuanya. Apalagi kursi menteri agama dijadikan alat bagi-bagi kursi. Janganlah pula memilih Menteri Agama dengan dasar ormas tertentu lah. Kalau perlu, pilih Menteri Agama yang netral saja
Kemudian, ini yang penting juga, Menteri Agama juga bukan Menteri Agama Islam apalagi Menteri Ormas tertentu doang, Menteri Agama harus mengayomi semua agama. Ingat, ada 6 agama yang sudah diakui plus aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Salam Mendoan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H