[caption id="attachment_297651" align="aligncenter" width="300" caption="Berhati-hatilah (www.5iu5.blogspot.com)"][/caption] Kemarin pagi, sekitar pukul setengah 8, terjadi kecelakaan persis di depanku. Sepeda motor bebek yang dikendarai pasangan suami istri paruh baya ditabrak sepeda motor matik yang dikendarai dua ABG putri. Pangkal kecelakaan itu, menurut analisis saya adalah karena keduanya tak terlalu menghiraukan rambu-rambu lalu lintas.
Si Bapak ceroboh belok ke sebelah kiri tanpa menyalakan lampu sein (atau mungkin mati) dan Si ABG gegabah dengan menerjang rambu-rambu lalu lintas yang akan segera menyala merah. Situasi itu menyebabkan takbrakan tak terhindarkan. Brakk… pasangan suami istri itu yang berada dalam posisi ditabrak, terjungkal.  Keduanya masih bisa segera bangkit meski terpincang-pincang. Sumpah serapah pun meluncur…
Sementara motor yang dikendarai dua ABG itu tidak terpengaruh, keduanya pun tetap dimotor, tanpa turun atau berusaha menolong ‘korban’nya. Raut mukanya juga seperti merasa tak bersalah. Mereka seolah tidak peduli dengan kemarahan pasangan suami istri yang baru sekian detik ditabraknya itu.
Polisi, yang tak berada jauh dari lokasi, kemudian datang untuk menengahi. Mereka menepi untuk menyelesaikan permasalahan itu, secara baik-baik atau secara adat saya tidak tahu. Yang jelas, ibu dan bapak itu harus segera berobat, kakinya berdarah. Motor pun harus dibawa kebengkel, beberapa bagian penyok dan remuk.
Saya pun berlalu dan melanjutkan perjalanan. Peristiwa itu tak saya hiraukan karena ada yang harus saya kerjakan, sampai siangnya saya membaca berita, terjadi kecelakaan kereta di Jakarta. Kereta commuter jurusan Serpong-Tanah Abang mengalami kecelakaan setelah bertabrakan dengan truk pertamina yang mengangkut muatan elpiji.
Peristiwa mengenaskan itu terjadi sekitar pukul 11.20 WIB tadi di jalur kereta dari arah Stasiun Pondok Ranji menuju Stasiun Kebayoran Lama. Akibat kecelakaan tersebut, gerbong satu kereta itu yang merupakan gerbong khusus wanita terguling dan terbakar. Begitu pula dengan truk pertamina yang mengangkut premium, juga ludes terbakar. Korban pun berjatuhan. Korban jiwa dan juga materi.
Saya kok jadi teringat kejadian pagi tadi yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, kecelakaan sepeda motor itu. Ada kesamaan antar keduanya, menurut saya, adanya sebuah kecerobohan yang menjadi faktor pemicunya.
Kecelakaan pertama di Purbalingga, berdasarkan analisis saya dari melihat kejadian itu secara langsung, jelas itu akibat kecerobohan dan laku gegabah si pengendara. Kecelakaan kedua berdasarkan berita yang saya lihat dan baca dari media, akibat truk tangki BBM Pertamina nekat menerobos perlintasan kereta api padahal pintu perlintasan sudah ditutup dan tanda peringatan sudah dibunyikan. Itu juga sebuah kecerobohan.
Memang, ini belum tentu sebuah kebenaran karena pihak yang berwenang masih melakukan penyelidikan, tetapi dugaan kuat mengarah kesitu. Jika itu terbukti benar. Kecelakaan besar itu terjadi, kembali akibat sebuah kecerobohan yang sungguh sangat mahal harganya.
Memang ada beberapa kemungkinan lain. Pertama, petugas perlintasan yang lalai membunyikan peringatan. Kalau ini yang terjadi, itu juga kecerobohan. Kemudian, kemungkinan lainya adalah truk tersebut mogok saat berada persis di tengah perlintasan kereta. Kalau ini terjadi berarti kecelakaan murni.
Bagaimana dengan masinis?Pada kecepatan tinggi, masinis dalam SOP-nya dilarang melakukan pengereman mendadak. Pasalnya, jika ini dilakukan, justru kecelakaan akan semakin parah karena seluruh gerbong kereta yang akan terguling. Maka, sepertinya masinis memang tidak melakukan pengereman karena jaraknya sudah begitu dekat dan kereta dalam kecepatan yang tinggi.
Hmmh… lepas dari semua perdebatan itu. Keselamatan transportasi di negeri ini memang perlu mendapatkan perhatian. Berdasarkan data,  sebagian besar kecelakaan terjadi akibat kelalaian atau kecerobohan. Maka, kecelakaan ini harus menjadi momentum untuk memperbaiki sumberdaya, infrastruktur dan sistem transportasi di negeri ini. Jangan anggap murah nyawa orang Indonesia.
Ini juga peringatan bagi kita. Hati-hatilah jika berkendara. Cek kondisi badan dan kendaraan. Gunakan semua perlengkapan keamanan. Patuhilah rambu-rambu lalu lintas. Jangan ugal-ugalan di jalanaan. Jika masih celaka, itu takdir dari yang kuasa, bukan salah kita.
Salam dari Purbalingga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H