Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersih dan Senyum, Sebuah Solusi!

9 Oktober 2016   21:51 Diperbarui: 9 Oktober 2016   22:06 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani Menjaga Kebersihan (foto :azkainah,blogspot.com)

Bersih dan Senyum. Dua kata itu bisa menjadi kunci pembangunan negeri ini, baik fisik dan mental, untuk menjadi lebih baik. Untuk mencapainya ’Bersih’ dan ’Senyum’ perlu diejawantahkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang dimulai dari individu / pribadi, masyarakat sampai kepada tataran pemerintah. Oleh katena itu, tepat jika pemerintah mencanangkan Gerakan Budaya Bersih dan Senyum.

Saya memiliki keyakinan jika gerakan ini dibudayakan dan diaplikasikan berbagai persoalan, mulai dari persoalan pribadi, masyarakat sampai persoalan bangsa bisa terselesaikan. Terkesan utopis, tapi saya akan mencoba berbagi cerita dan urun rembuh bagaimana Bersih dan Senyum bisa menjadi sebuah solusi.

Bersih

Kebersihan akan berdampak kepada kesehatan dan kenyamanan hidup. Kita semua pasti sudah mahfum, bahkan, hadist nabi juga menyebutkan pentingnya menjaga kebersihan dan menjadikan pola hidup bersih merupakan sebahagian dari keimanan. Namun, kebersihan juga ternyata memiliki dampak terhadap peningkatan produksi  dalam usaha budidaya pertanian lho..

Begini ceritanya :

Lingkungan Bersih, Produksi Meningkat!

Saya mengolah lahan kebun kecil-kecilan, sekitar 100 m persegi, untuk ditanami berbagai macam sayuran dengan budidaya secara organik. Ada, kangkung, sawi, kacang panjang, daun bawang, cabai, terong dan tomat yang ditanam untuk memenuhi kebutuhan warung makan yang saya kelola.

Awalnya, saya agak asal mengelola kebunnya, yang penting saya tanam benih yang baik dan dipupuk. Saya malas membersihkan gulma. Jika sudah sangat mencolok pertumbuhan gulmanya baru turun tangan. Sampah-sampah daun pun demikian. Jika sudah menggunung baru dibersihkan. Hasilnya, produksi sayur pas-pasan meski sudah dipupuk, malah banyak tanaman yang terserang hama dan penyakit sehingga yang tadi tujuannya buat nambah-nambah penghasilan malah justru menjadi mubazir dan rugi.

Tenyata tidak cukup hanya menanam benih yang baik dan memupuk, sehingga saya mulai tergerak untuk intens merawat kebun. Itung-itung buat olahraga juga lah. Saya mulai rajin membersihkan gulma. Sampah daun juga saya bersihkan dan kumpulkan. Selokan diperdalam agar lahan tidak tergenang air saat hujan datang.

Hasilnya, panen berikutnya jauh lebih bagus, produksi meningkat drastis. Serangan hama dan penyakit pun berkurang. Saya pun bisa mencukupi sebagian kebutuhan sayuran keluarga dan warung makan dari kebun tersebut. Bahkan, lebihnya bisa saya titip jual ke abang penjual sayur keliling. Lumayan yah..

-oo-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun