Malam tahun baru kemarin, disaat bunyi petasan bersautan dan kembang api dinyalakan menyambut pergantian tahun, sejumlah personel Detasemen Khusus 88 Antiteror terlibat baku tembak. Mereka berusaha melumpuhkan terduga teroris yang bersembuyi di sebuah rumah kontrakan.
Densus 88 memenangkan baku tembak. Enam orang terduga teroris didor dan tewas ditempat akibat terjangan timah panas. Satu orang lainya diamankan.
Saya lihat di tivi, kost-kostan lokasi penggerebekan kok cukup familiar, soalnya deket tempat saya ngapel dulu jaman masih kerja di ibukota. Alamatnya di Jalan Haji Hasan, Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan. Saya pun langsung mengirimkan pesan via BBM ke rekan saya disana. "Iya deket rumah gue itu, ngeri banget deh," katanya.
Seingat saya, Kampung Sawah, meski dekat dari ibukota, sekitar tahun 2009-an daerahnya masih rada ndeso. Meski sudah cukup padat, masih banyak lahan kosong waktu itu dan memang daerah baru yang tumbuh pesat.
Nah, kata polisi, penggerebekan ini merupakan hasil pengembangan dari penangkapan terduga teroris Anton alias Septi di Kemranjen, Banyumas. Dari mulut Anton inilah, yang ditangkap pada Senin sore (30/12) atau sehari sebelumnya, kemudian diketahui persembunyian teman-temannya di Kampung Sawah. Akhirnya, Dayat alias Daeng dan lima orang rekannya yang juga teman satu komplotan Anton ini ditembak mati dalam baku tembak dengan aparat di malam tahun baru.
Di Banyumas, polisi juga bertindak. Saya mengutip berita dari Antara, sejumlah personel Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menggeledah rumah mertua Anton, Bella Mao Bollang. Rumahnya di Dusun Tipar RT 01 RW 04, Desa Alasmalang, Kecamatan Kemranjen, Banyumas.
Densus kemudian membawa Bella Mao Bollang beserta dua anaknya, Sifa Al Islam (istri Anton) dan Yahya (adik Sifa Al Islam). Anton menikah siri dengan Sifa Al Islam.
Anton bukanlah warga asli Banyumas. Ia berasal dari Bandung, Jawa Barat. Ia diduga menjadi perencana dalam aksi penembakan polisi di Pondok Aren dan satu jaringan dengan Nurul Haq karena dia ikut meletakkan bom di Vihara Ekayana, Jakarta Barat, beberapa bulan silam.
Sementara itu, Bella Mao Bollang merupakan kakak ipar Fauzan Fikri yang menghilang pasca penangkapan Yusron Mahmudi alias Abu Dujana pada 9 Juni 2007.
Sebelumnya, terduga teroris bernama Imam Syafei juga pernah menggegerkan Banyumas. Ia ditangkap di sebuah warung di Jalan Raya Buntu, Desa Kebarongan yang juga berada di Kecamatan Kemranjen, Banyumas pada Sabtu bertepatan dengan perayaan kemerdekaan 17 Agustus 2013 lalu. Berita lengkapnya disini.
Imam yang masih sangat muda, seusia adik saya karena lahir pada tahun 1992 ini merupakan lulusan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kebarongan, Kemranjen. Konon, Imam terlibat dalam sejumlah kasus teror yakni DPO kelompok Rohadi dan Sigit Indrajit (bersama Ovie, Rohadi, Imam, dan Sigit telah tertangkap sebelumnya) berlatih membuat bom. Mereka dilatih oleh Sepriano alias Mambo.