Kang Igoen menekankan pentingnya kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran tentang pelestarian alam. "Pegunungan Sisik Naga merupakan benteng terakhir hutan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi di Purbalingga, dan kami ingin melibatkan masyarakat dalam upaya menjaga dan melestarikannya," ujanya,
Â
Hijrah Utama, Penyuluh Kehutanan yang juga ketua tim peneliti pada ekspedisi menjelaskan kelestarian alam Kawasan Sisik Naga terancam dengan adanya perburuan liar, fragmentasi habitat dan perambahan hutan. "Temuan di lapangan menemukan fakta tidak terbantahkan bahwa telah terjadi perambahan hutan bahkan sampai wilayah yang merupakan kawasan hutan lindung," ujarnya.
Oleh karena itu, pendataan kekayaan flora dan fauna yang dilakukan oleh ekpedisi sisik naga sangat penting guna menjadi bahan mengkampanyekan kelestariannya. "Selama ini belum ada data komprehensif tentang kekayaan alam kawasan tersebut, ekspedisi ini menyediakan hal itu," ujarnya
Ekspeditor yang terlibat dalam ekspedisi kali ini akan memfokuskan pada pengamatan burung, mamalia, serta analisis vegetasi. Tak hanya itu, pengamatan juga dilakukan pada serangga, amfibi, dan reptil, serta pembuatan preparat hewan dan herbarium untuk keperluan penelitian. "Ekspedisi kedua ini akan melengkapi data ekspedisi yang pertama," imbuhnya.
Hijrah menyatakan data ekspedisi kedua tengah diolah dan akan dilaksanakan publik expose sekitar akhir November atau awal Desember 2024.
Semoga akan menjadi penambah semangat untuk melestarikan kekayaan hutan alam purbalingga, Indonesia, juga dunia.
Salam Lestari
Lestari Alamku
Lestari Hutanku