Peristiwa turunnya wahyu terjadi pada malam 17 Ramadhan (Tahun 610 Masehi) sehingga pada malam tersebut diperingati sebagai Malam Nuzunul Al-Qur'an. Malam turunnya wahyu pertama dalam Al-Quran, mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW.
Diceritakan, setelah Muhammad menerima wahyu tersebut, Malaikat Jibril menghilang. Beliau pulang dengan tergesa-gesa dan sampai di rumah dalam keadaan ketakutan sampai menggigil. Nabi meminta istrinya Khadijah untuk menyelimutinya.
Petikan dialog Muhammad dan Khadijah saat beliau tiba di rumah, disarikan dari mubadalah.id sebagai berikut :
Beliau masuk kamar dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. "Selimuti aku, selimuti aku, sayangku," katanya.
Khadijah segera menyelimuti seluruh tubuh suaminya rapat-rapat sambil setia menungguinya. Kemudian, setelah rasa takutnya mereda, beliau menceritakan peristiwa yang dialami : "Aku takut, Sayang. Aku khawatir sekali. Aku khawatir akan hari-hari nanti."
Kemudian, dengan lembut Sayyidah Khadijah berkata untuk membesarkan hati suaminya : "Tidak, Sayangku. Demi Allah, Dia tidak akan pernah merendahkanmu. Engkaulah orang yang akan mempersatukan dan mempersaudarakan umat manusia, memikul beban penderitaan orang lain, bekerja untuk mereka yang papa, menjamu tamu, dan menolong orangorang yang menderita demi kebenaran," ujarnya.
So sweet ya... begitulah seharusnya suami istri, mesra... serr..
Kemudian, Sayiddah Khadijah mendampingi suaminya untuk berkonsultasi dengan Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, anak paman Khadijah. Waraqah adalah pemeluk Agama Nasrani yang pandai menulis kitab dalam bahasa Ibrani.
Setelah mendengar cerita Muhammad dan Khadijah, Waraqah meyakini bahwa Muhammad telah ditemui oleh Malaikat Jibril. Muhammad adalah utusan Allah yang ditugaskan menyampaikan wahyu, cahaya untuk pencerahan umat manusia.