Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Kasur dan Lagu Anak Ciptaanya, dari "Bangun Tidur" sampai "Balonku"

7 Februari 2024   10:13 Diperbarui: 7 Februari 2024   10:23 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, selepas lulus MULO, Ia malah menjadi guru bantu di HIS Ardjoena School, Bantul, Yogyakarta. Jadi, persentuhan Soerjono dengan dunia pendidikan itu sebenarnya terjadi secara tak sengaja. Meski demikian, Suryono menekuni profesinya dengan baik bahkan menjadi guru yang rajin dan berprestasi. Oleh karena itu, rekan-rekan gurunya mendorong untuk melanjutkan pendidikan di sekolah guru Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK) Gunung Sari, Bandung yang diselesaikanya pada 1937.

Perjalanan di Kota Kembang itulah Ia semakin berkembang dan menjadi seorang guru dan mempunyai banyak teman. Ia dikenal sebagai sosok yang supel dan periang. Sifat supel Suryono ditopang kemampuan berbahasa dan minat belajar yang luas. Dia fasih berbahasa Belanda, Jawa, dan Melayu. Minat belajarnya mencakup pedalangan, sandiwara, tari, olahraga, sampai musik. Segala pengetahuannya tentang seni dan olahraga menjadi modal praktik mendidik anak-anak.

Nah, saat mengenyam pendidikan Suryono sering diejek dengan sebutan 'Susur', supaya gampang panggilannya juga 'Sur'. Ia juga aktif di kepanduan yang dikenal dengan panggilan 'Kak'. Jadilah Suryono dipanggil Kak Sur, lama kelamaan menjadi Kasur dan justru itulah yang dikenal luas sebagai namanya, bahkan, saat dia bertemu dengan orang asing dipanggil dengan Mr. Kasur.

Jadi sebenarnya ini yang saya bilang unik, kalau Pak Kasur jadi Pak Kak Sur hehe..  

Menekuni dunia Anak

Pak Kasur dan Dunia Anak (Dok : Kompas)
Pak Kasur dan Dunia Anak (Dok : Kompas)

Selama di Bandung, Kasur membuka taman kanak kanak. Dia mengumpulkan anak-anak usia 3--6 tahun saban sore. Anak-anak itu diberinya pelajaran nyanyi yang digubahnya. Nyanyian-nyanyian itu sangat sederhana dan mengandung pendidikan. Tema lagu dan liriknya berangkat dari hal-hal sederhana yang dekat dengan keseharian anak-anak. Kasur juga mengisi siaran khusus untuk anak-anak di radio NIROM (Nederlandsch-Indische Radio Omroep) dan VORL (Vereniging Oostersche Radio Lustraas). Melalui dua radio itu, nama Kasur mulai tersebar luas.

Kasur pindah ke Yogyakarta untuk menikah dengan Sandiyah pada Juli 1946. Keadaan saat itu cukup pelik, sebab Belanda melancarkan agresi militer untuk menduduki Indonesia kembali. Kasur dan istrinya ikut berjuang mempertahankan kedaulatan Indonesia. Kasur masuk badan perjuangan, sedangkan Sandiah bergabung ke Palang Merah sebagai relawan.

Teman seperjuangan Pak Kasur diantaranya adalah Mashudi yang kelak berpangkat Letnan Jenderal dan menjadi Ketua Kwarnas Pramuka dan Rektor UNSIL serta Mayjend Sutoko anggota Dewan Pertimbangan Agung. Di Jogja, Pak Kasur membentuk Grup Sandiwara yang sering mentas sampai ke Magelang dan Surakarta. Mereka menghibur para pejuang yang kembali dari medan laga.

Selepas pengakuan kedaulatan Indonesia, Pak Kasur berpindah ke Jakarta awal 1950-an. Keluarganya menempati gedung di Jalan Agus Salim No. 60 Jakarta yang juga menjadi Kantor Badan Sensor Film (BSF) di mana Kasur menjadi sekretarisnya. Kediamannya juga menjadi tempat mangkal anak-anak mulai usia sekolah dasar sampai menengah atas. Pak Kasur dan Bu Kasur mengajari mereka menyanyi, menari, baca puisi, teater, sandiwara dan lainnya.

Pasangan Kasur ini juga bekerja sebagai penyiar RRI yang mengisi siaran khusus untuk anak-anak setiap Selasa dan Jumat pada pukul 17.00 WIB. Salam pembukanya khas, diambil dari potongan lirik lagu ciptaannya, "Selamat Sore Bu, Selamat Sore Pak". Pada setiap siarannya, Pak Kasur menyertakan anak-anak ke studio. Dia mendorong anak-anak itu agar berani menyanyi. Lewat caranya itu, dia berusaha menghapus rasa rendah diri pada anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun