Juli lalu (13/07/2023) saya didaulat untuk menjadi pemantik diskusi 'Jejak dan Kiprah Tionghoa di Purbalingga' yang diselenggarakan Klenteng Ho Tek Bio dan Historia Perwira. Saya sebelumnya memang menulis tentang kiprah Tionghoa seperti Gan Family (Gan Hwan sampai Gan Thian Koey) juga Kwee Lie Keng. Namun, informasi itu dirasa belumlah cukup sehingga saya lanjut riset tentang kiprah keturunan Tionghoa dari Purbalingga lainnya.
Ada yang menarik, hasil selancar di laman Indonesia One di Facebook 21 Agustus 2018 menulis ada dokter asal Purbalingga yang berjasa besar pada masa revolusi fisik atau perang kemerdekaan. Dia adalah Gan Koen Han, yang disebutkan merupakan dokter asal Poerbolinggo yang membuat penisilin untuk digunakan obat anti infeksi tentara republik. ( Catatan : Pada masa kolonial sampai orde lama, Purbalingga dituliskan Poerbolinggo )
Tahun 1946, saat usia Gan Koen Han masih 30 tahun, Ia telah berhasil membuat penisilin di Indonesia. Berkat usaha Dr Gan membuat obat ini, menjadi terobosan medis penting kala itu, terutama untuk mengobati para tentara di medan yang sedang menghadapi perjuangan hebat di masa revolusi (1946-1949).
"Kami mengharap yang tauladan baik dari Dr Gan ini nanti dapat ditiru oleh lain2 kaum terpelajar. Pada Dr Gan kami haturkan selamat dan mengharap, yang beliau nanti dapat memperkaya masyarakat Indonesia dengan lain2 pencapaiannya. Beliau juga membantu mengecilkan penderitaan kekurangan obat di masyarakat Indonesia, sehingga kesehatan masyarakat Indonesia dapat terjaga lebih baik".
Sebagai informasi, obat penisilin sangat penting pada saat era Perang Dunia ke-2 untuk anti infeksi. Konon, pada saat itu sakit akibat infeksi lebih banyak mencabut nyawa dari pada peluru dan bom. Sayangnya, obat yang ditemukan oleh peraih Nobel Alexander Fleming itu keberadaannya sangatlah terbatas sehingga buah karya Dokter Gan membuat penisilin amatlah penting.
Setelah, kemerdekaan diraih dengan penuh, Dokter Gan kemudian mengabdi di dunia kampus. Beliau kemudian menjadi Guru Besar bidang Mikrobiologi di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.
Dokter Gan juga dikenal dengan prinsip pengabdiannya yang mulia. Pada artikel di laman Tokoh Indonesia tertanggal 22 Februari 2011 tentang Dokter Tan Shot Yen, Dokter Gan dijadikan contoh seorang dokter yang sepenuhnya mengabdi dan enggan mencampuradukan profesi itu dengan bisnis. Berikut kutipannya :
Mereka berjalan dengan keyakinan yang dikukuhi Dr Gan Koen Han, Guru Besar Mikrobiologi FKUI, tahun 1952: "Menjadi dokter itu baik. Menjadi pedagang juga baik. Tetapi bila mencampurkan keduanya, maka menjadi tidak baik sama sekali." --
