Mohon tunggu...
Risang Sidik
Risang Sidik Mohon Tunggu... -

Nürnberg DE . Jakarta IND . Econ (FH Nürnberg) . PPI Jerman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Press Release: Penolakan Kedatangan Komisi DPR-RI (PPI Jerman, PPI Berlin, NU)

26 April 2012   07:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:05 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

YORRYS RAWEYAI; Fraksi Partai Golongan Karya

LUTHFI HASAN ISHAAQ, MA; Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Sebelum pernyataan dikeluarkan, seorang mahasiswa sempat mengutarakan pertanyaan retoris untuk menyentil kedatangan Komisi 1, antara lain mempertanyakan sikap anggota DPR yang senang berbondong-bondong keluar negeri bak orang desa rindu ke kota, apalagi dengan ekstra membawa keluarga dan rombongan yang dipastikan akan mengganggu kinerja perwakilan RI setempat, misalnya yang paling nyata adalah pelayanan imigrasi. Perlu diperhatikan, setiap keluarga tamu negara mendapat pelayanan yang sama dengan tamu negara yang sebenarnya. Dengan sumber daya KBRI yang terbatas, apa lagi dengan dikuranginya anggaran untuk perwakilan RI oleh Pusat sebanyak 37%, maka bisa dibayangkan betapa terganggunya kinerja perwakilan RI yang kedatangan rombongan wisatawan negara. Kunjungan kerja tentu saja baik, selama itu transparan, efektif, dan efisien. Mengikuti rentetan pertanyaan retoris tersebut, pernyataan pun kemudian dikeluarkan.

Dalam pernyataan penolakanya, PPI Jerman, PPI Berlin, dan NU menuntut tiga hal, yaitu transparansi, laporan, dan pengertian dari para wakil rakyat, yang mana dalam pernyataan mereka dijabarkan sebagai berikut:

  1. Transparansi dari setiap anggota DPR RI mengenai agenda kunjungan ke luar negeri beserta biaya yang akan dikeluarkan. Informasi tersebut harus dipublikasikan paling lambat 1 bulan sebelum keberangkatan.

  2. Melaporkan hasil kunjungan tersebut kepada rakyat melalui website DPR RI dan media massa.

  3. Pengertian Ibu Bapak wakil rakyat untuk tidak menghamburkan uang rakyat dengan terbang ribuan kilometer untuk Rapat Dengar Pendapat dengan KBRI dan KJRI. Hal ini bisa dilakukan lewat tele-konferens, atau ketika pejabat-pejabat KBRI dan KJRI berada di Jakarta.

Melihat rendahnya urgensi kunjungan dan dana sebesar 3,1 miliar Rupiah yang telah dikeluarkan untuk membiayai perjalanan ini, PPI Jerman, PPI Berlin, dan NU Cabang Istimewa Jerman sepakat untuk menolak kedatangan Ibu Bapak Wakil Rakyat beserta keluarga dan rombongannya. Apabila ingin menanggapi, para anggota DPR yang hadir saat itu dipersilakan untuk melayangkan tanggapannya ke: contact@ppi-jerman.orgSetelah pembacaan pernyataan selesai, para mahasiswa yang tergabung dalam PPI, bersama dengan perwakilan NU Cabang Istimewa Jerman, sepakat untuk mempertegas protes mereka lewat aksi walk-out. Langkah dialog sebetulnya sudah dipikirkan; namun belajar dari pengalaman yang terdahulu, berdialog sama sekali tidak membuahkan perbaikan berarti. Selain itu mereka percaya, bukan diplomasi yang diperlukan Indonesia, melainkan aksi. Dan memang sebetulnya tidak perlu banyak dilakukan diskusi untuk memenuhi tuntutan yang disampaikan para mahasiswa kali ini.Transparansi, Laporan, Keprihatinan. 3 hal sederhana yang seharusnya sudah dipegang baik-baik oleh para Wakil Rakyat ketika mereka duduk di gedung DPR. Para mahasiswa melihat aksi protes skala kecil ini sebagai salah satu cara mengingatkan; untuk sedikit "menampar" mereka yang tertidur.

Selain itu mereka berharap agar aksi ini dapat menjadi renungan bagi para anggota DPR supaya lebih serius dalam menjalankan amanah yang telah mereka terima dari rakyat. Setelah mohon diri, para mahasiwa yang tergabung dalam PPI, bersama dengan perwakilan NU, mengakhiri prosesi yang berlangsung damai tersebut dengan berjalan meninggalkan ruangan sambil dilontari tanggapan kekesalan dari orang-orang yang merasa “tertampar”. [PPIJ/PPIB]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun