Batik merupakan kearifan lokal yang berasal dari para nenek moyang di Indonesia yang telah hidup ratusan tahun lalu. Kearifan lokal batik telah di dapatkan dan menjadi turun temurun dari dulu sampai sekarang yang familiar di sebut budaya. Untuk menjaga budaya masing-masing suku, maka setiap kebudayaan yang berasal dari leluhur/para nenek moyang harus di turun temurunkan dari generasi ke generasi selanjutnya. Salah satu budaya tersebut termasuk kesenian Batik.
Kesenian Batik sendiri merupakan kain yang terdapat corak motifnya. Setiap corak motif yang terdapat pada kain batik selalu memiliki kekhasannya dan filosofinya tersendiri. Namun perkembangan budaya Batik di Indonesia sendiri, pada jamannya memiliki keterkaitan dengan perkembangan zaman Kerajaan Majapahit, yang wilayahnya berpecah menjadi kesultanan Mataram, Kesultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta. Pada zaman kesultanan Mataram, Kesultanan Yogyakarta, dan Kasunanan Surakarta, batik berkembang dengan pesat dan menyebar luas sampai wilayah-wilayah di Nusantara.
Namun pada zaman Kerajaan Majapahit dulu batik hanya ada 1 macam cara pembuatan batik, yaitu batik canting. Namun seiring perkembangan zaman dan teknologi batik bertambahlah 1 macam cara pembuatannya , yaitu batik cap. Cara membuat batik cap sendiri dibuat dengan mengunakanalat-alat yang mudah dan cepat. Jik cara membuat batik canting sendiri dilukis menggunakan cairan lilin dan alat yang digunakan adalah canting.
Motif-motif batik canting selalu di lukis dengan penuh kesabaran dan peralatan yang manual dan sederhana. Namun berbeda dengan setiap motif-motif batik cap yang di buat dengan alat-alat yang mudah dan cepat.
Batik juga memiliki sejarahnya yang menarik sehingga dapat di jadikan Hari Batik Nasional di Indonesia. Jadi pada awalnya batik telah di kenal dari sabang sampai merauke bahkan sampai internasional, dalam setiap goresan batik memiliki filosofi yang mendalam. Daerah-daerah dari sabang sampai merauke juga memiliki batik-batik khas daerahnya masing-masing dengan filosofinya yang mendalam. Kemudian batik di akui oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada tahun 2 oktober 2009 yang lalu menjadi warisan budaya negara Indonesia. Sehingga setiap 2 oktber di tetapkan menjadi peringatan Hari Batik Nasional di Indonesia.
Budaya kesenian batik di Indonesia ini harus di lestarikan oleh para generasi selanjutnya, agar budaya kesenian batik ini tetap lestari. Kesenian budaya batik ini tidak dapat di biarkan saja tanpa penerus, maka peran para generasi muda sangat di perlukan untuk menjaga kesenian batik ini tetap lestari.
Kesenian batik Indonesia ini adalah salah satu potensi dan kekayaan bangsa Indonesia, yang jika terus di lestarikan akan dapat memberikan keuntungan. Dengan begitu para generasi muda dapat berinovasi dalam kesenian batik Indonesia. Sehingga dengan inovasi baru di kesenian batik makin membawa perekonimian Indonesia membaik dan mengurangi pengangguran.
Kebanyakan batik canting di buat oleh para orang-orang yang sudah tua. Memang membuat batik canting sungguh amat menguji kesabaran oleh sebab itu di harapkan agar para generasi muda mau belajar dengan menikmatinya dan telaten. Banyak juga  para generasi muda yang kadang kurang sabar dalam belajar hal-hal yang sangat membutuhkan kesabaran tinggi, contohnya membuat batik canting.  Setiap kali kita membuat berbagai motif-motif batik canting, kita akan belajar dan tahu makna setiap filosofi dalam motif batik tersebut. Agar filosofi di setiap motif-motif batik tidak terlupakan begitu saja, maka di harapkan juga bagi para generasi muda untuk mau belajar makna/arti dalam setiap motif-motif batik tersebut agar para generasi muda yang belajar dapat merasakan esensi dari setiap motif-motif yang mereka buat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H