Mohon tunggu...
Venny Cassanovia
Venny Cassanovia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rehabilitasi Menstruasi pada Remaja dan Orang Dewasa

19 Juni 2024   19:30 Diperbarui: 19 Juni 2024   19:38 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menstruasi adalah keluarnya darah dari vagina yang terjadi sebagai dampak dari siklus bulanan. Siklus yang menjadi bagian dari proses organ reproduksi wanita dalam mempersiapkan kehamilan ini berlangsung secara alami. Organ reproduksi wanita akan mempersiapkan kehamilan setiap bulannya. Persiapan ini ditandai dengan terjadinya penebalan pada dinding rahim (endometrium) yang berisi pembuluh darah. Apabila kehamilan tidak terjadi, endometrium akan luruh dan keluar bersama darah melalui vagina. Inilah yang dikenal dengan menstruasi.
Banyak dari kalangan remaja maupun dewasa mengalami menstruasi, namun beberapa dari merek memiliki masalah saat menstruasi yaitu nyeri pada bagian bawah perut atau biasa disebut Nyeri haid (DISMENORE). Nyeri haid atau sering disebut kram terjadi karna kontraksi pada rahim yang terjadi selama periode menstruasi untuk membantu mengeluarkan lapisannya. Kontraksi ini diakibatkan oleh kemunculan hormon prostaglandin yang memicu rasa sakit dan peradangan.  Tingginya kadar prostaglandin berkaitan dengan nyeri haid yang intensitas lebih parah.
Secara umum, nyeri haid dapat diklasifikasikan sebagai primer dan sekunder. Nyeri haid primer berhubungan dengan siklus ovulasi dan berasal dari kontraksi rahim, tanpa penyakit atau tidak ditemukan adanya kelainan. Nyeri haid primer biasanya terjadi sebelum atau bersamaan dengan menstruasi dan berkurang secara bertahap setelah 72 jam. Selain itu, kram haid timbul secara intermiten dengan intensitas yang berbeda dan biasanya berpusat pada daerah perut bawah dengan pola yang konsisten selama siklus menstruasi.Sedangkan pada wanita dengan nyeri haid sekunder, kerap kali berhubungan dengan penyakit pada daerah panggul, seperti endometriosis. Biasanya gejala yang dirasakan adalah intensitas nyeri yang meningkat, dapat terjadi pada pertengahan siklus dan pada minggu haid yang sedang terjadi.
Banyak dari remaja hingga dewasa berusaha untuk meredakan nyeri haid agar tidak mengganggu aktivitas mereka. Peran Fisioterapi dalam Rehabilitasi menstruasi saat nyeri haid sangat berguna. Berbagai Rehabilitasi yang akan Fisioterapis lakukan agar meredakan nyeri haid tersebut, diantaranya;
Rehabilitasi fisioterapi untuk menstruasi pada remaja dan orang dewasa dapat membantu mengelola berbagai masalah yang terkait dengan siklus menstruasi, seperti nyeri menstruasi (dismenore), ketidakteraturan siklus, dan sindrom pramenstruasi (PMS). Fisioterapi menawarkan pendekatan non-farmakologis yang dapat mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Berikut adalah beberapa metode fisioterapi yang digunakan dalam rehabilitasi menstruasi:

1. Latihan Fisik Teratur:
   - Latihan Aerobik: Aktivitas seperti berjalan, berlari, bersepeda, dan berenang dapat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi nyeri menstruasi.
   - Latihan Penguatan Otot: Latihan yang berfokus pada penguatan otot inti dan panggul dapat membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan stabilitas pelvis.
2. Terapi Manual:
   - Pijatan: Teknik pijatan khusus pada perut dan punggung bagian bawah dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan nyeri.
   - Mobilisasi Sendi: Terapi ini dapat membantu mengurangi nyeri yang terkait dengan ketegangan dan kekakuan pada sendi panggul dan punggung bawah.
3. Teknik Relaksasi dan Pernapasan:
   - Latihan Relaksasi: Teknik seperti meditasi, yoga, dan pernapasan dalam dapat membantu mengurangi stres dan ketegangan yang dapat memperburuk gejala menstruasi.
   - Peregangan: Peregangan otot-otot tertentu, seperti otot perut dan punggung, dapat membantu mengurangi nyeri dan kram.
4. Modalitas Fisik:
   - Kompres Panas: Penggunaan kompres panas pada area perut atau punggung bawah dapat membantu meredakan kram menstruasi.
   - Stimulasi Saraf Listrik Transkutan (TENS): Alat ini dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dengan cara mengirimkan impuls listrik ringan ke saraf.
5. Pendidikan dan Konseling:
   - Edukasi Pasien: Memberikan informasi tentang siklus menstruasi, manajemen nyeri, dan teknik relaksasi dapat memberdayakan pasien untuk mengelola gejala mereka dengan lebih baik.
   - Konseling: Konseling tentang gaya hidup sehat, seperti pola makan seimbang dan manajemen stres, juga dapat mendukung kesehatan menstruasi.
6. Pendekatan Holistik:
   - Perawatan Holistik: Menggabungkan berbagai teknik fisioterapi dengan pendekatan lain seperti akupunktur atau terapi herbal bisa memberikan manfaat tambahan.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, fisioterapis akan melakukan evaluasi menyeluruh sebelum merancang rencana rehabilitasi yang sesuai. Selain itu, konsultasi dengan profesional kesehatan lain, seperti ginekolog atau ahli gizi, dapat membantu dalam mengembangkan program perawatan yang komprehensif.
Rehabilitasi menstruasi dapat bermanfaat bagi wanita dari segala usia, termasuk remaja dan orang dewasa. Bagi remaja, rehabilitasi menstruasi dapat membantu mereka memahami dan mengelola menstruasi dengan lebih baik, sehingga mereka dapat menjalani masa remaja dengan lebih percaya diri dan nyaman. Bagi orang dewasa, rehabilitasi menstruasi dapat membantu mereka meredakan gejala menstruasi yang mengganggu dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Dengan edukasi, dukungan, dan perawatan yang tepat, wanita dapat mengelola menstruasi mereka dengan lebih baik dan menjalani hidup yang lebih sehat dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun