Mohon tunggu...
Ignatius Abby
Ignatius Abby Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA

hobi olahraga dan membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sosial Media?

11 Februari 2023   10:38 Diperbarui: 11 Februari 2023   10:43 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dewasa ini, sosial media semakin marak menyebar di seluruh dunia dan tentu saja menjadi sangat terkenal karena kehebatan aplikasinya yang bisa mengakses segala hal. Mulai dari hiburan,pendidikan,kesenangan dan hal-hal lainnya. Media sosial juga menjadi sarana bagi banyak orang untuk berekreasi dan mencari hiburan semata. Menurut databoks, pengguna Media Sosial di seluruh dunia sudah mencapai 4,74 miliar jiwa. Itu setara dengan 59,32 persen jumlah penduduk global. Itu merupakan jumlah angka yang banyak untuk ukuran sebuah media sosial. Menurut databoks juga, di tahun 2022 jumlah pengguna media sosial mengalami peningkatan sebanyak 190 juta orang dari Oktober 2021-Oktober 2022. Salah satu contoh media sosial yang mendapatkan perhatian dan banyak digemari orang adalah Instagram. Instagram adalah salah satu media sosial yang banyak digemari dan jumlah pengunduhnya mencapai lebih dari 1 miliar pengunduh di seluruh dunia. Instagram memiliki banyak fitur sehingga memudahkan banyak orang untuk mencari informasi dan menghibur diri setelah lelah karena pekerjaan atau urusan mereka. Instagram juga menjadi sarana untuk berinteraksi dengan banyak orang. Contohnya jika kita mem-follow orang lain dan orang lain juga mem-follow kita. Akan terjadi banyak interaksi yang memudahkan orang lain untuk saling mengenal. Di satu sisi, Instagram juga merupakan tempat bagi orang-orang untuk meng-upload foto-foto menarik mereka tentu saja dengan berbagai pilihan fitur yang tersedia di Instagram. Di instagram, kita juga melihat postingan-postingan orang lain baik yang kita follow ataupun tidak. Instagram juga menyediakan berbagai pilihan postingan dan video yang sesuai dengan kriteria yang kita suka. Kita juga bisa melihat video-video singkat di reels dan juga melakukan live video.

Media sosial lainnya yang menjadi sorotan adalah Tiktok. Di tiktok, kita bisa melihat video-video yang kita sukai di FYP ( Front Your Page) kita. Video yang lita upload juga bisa menjadi FYP jika disukai banyak orang. Seperti Instagram, kita bisa memberikan like dan comment di postingan milik orang. Di tiktok dan Instagram ini juga, kita juga bisa melihat berbagai berita terbaru yang di upload di akun-akun berita ataupun akun-akun lainnya. Jadi memang media sosial yang berupa Instagram dan Tiktok ini memiliki banyak manfaat untuk kehidupan orang-orang.

Media sosial dapat berbahaya jika digunakan secara berlebihan. Media sosial juga memiliki banyak dampak negatif. Contohnya kecanduan,menjadi terikat pada media sosial,ketergantungan pada media sosial itu,ketakutan karena tidak dapat melihat berita baru secepatnya,lupa waktu,tidak fokus saat melakukan kegiatan sekolah atau pekerjaan,perubahan perspektif orang dan lainnya. Beberapa akan dibahas. Kecanduan adalah melakukan kegiatan melihat media sosial secara intensif atau terus menerus hingga melupakan kegiatan sehari-hari. Biasanya yang terdampak dari efek kecanduan ini adalah remaja. Mereka terlalu mementingkan gadget sehingga lupa pada keseharian mereka. Media sosial juga membuat perkembangan otak para remaja menjadi tidak sempurna. Contohnya,ketika mengikuti pembelajaran di sekolah, mereka akan tidak fokus dan hanya memikirkan media sosial atau apa yang mereka lihat di media sosial. Hal ini akan menyebabkan mereka tidak aktif saat pembelajaran dan akan menyebabkan perseteruan antara para murid dan guru juga. Apalagi sekolah yang mengizinkan para muridnya membawa gadget mereka ke sekolah. Dampaknya akan lebih parah dari para remaja yang tidak membawa gadget. Di sekolah, kemungkinan mereka akan melihat media sosial secara diam-diam memiliki persentase yang sangat tinggi melihat para guru yang kadang teledor dan suka meninggalkan kelas. Ini akan berdampak buruk bagi kelangsungan sekolah

Kecanduan Media Sosial juga dapat berdampak pada perkembangan emosi para remaja. Mereka akan lebih sensitif dan mudah marah jika disuruh-suruh karena mereka sudah terlalu lama bermain gadget atau terlalu sering melihat media sosial itu. Jadi tentu akan ada banyak konflik di rumah para remaja yang sudah kecanduan karena mereka akan memiliki kecenderungan melawan akibat kecanduan media sosial itu. Remaja dalam sehari bisa menggunakan gadget selama kurang lebih 5-10 jam per harinya. Atau mungkin lebih. Para remaja yang bermain gadget lebih dari 12 jam adalah para remaja yang kurang mendapat perhatian dari orangtua atau sering ditinggal sendirian di rumah. Jadi mereka akan lebih mudah bermain gadget karena tidak ada pengawasan dari orangtua mereka.

Lalu dampak yang kedua, ketergantungan pada Media sosial. Ini juga menjadi sebuah keprihatinan yang besar karena orang-orang yang menggunakan media sosial secara berlebihan akan memiliki kecenderungan terikat pada Media sosial atau terlalu bergantung pada media sosial. Seolah-olah mereka tidak dapat hidup tanpa media sosial. Ini menyebabkan mereka sulit bersosialisasi dengan orang-orang lainnya dan malah berpikir secara individual dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Kecanduan dan keterikatan pada media sosial ini juga menyebabkan orang-orang akan melakukan komen-komen buruk sesuka hati mereka. Karena yaneg mereka pikirkan adalah diri sendiri dan tidak memikirkan orang lain. Jadi akan sangat mudah bagi mereka untuk melakukan komen sesuka hati mereka tanpa memedulikan perasaan orang lain. Lalu itu tentu saja berpengaruh pada sisi psikologis orang yang dihina.Mungkin saja mereka akan merasa bahwa dirinya buruk dan menjadi semakin rendah diri,depresi dan kemungkinan terburuknya adalah bunuh diri. Lalu lupa waktu. Kecanduan Media sosial juga mengakibatkan orang-orang lupa waktu dan hanya memikirkan tentang media sosial saja. Jadi mereka seakan-akan lupa akan aktivitas harian mereka. Akibatnya, pola hidup mereka menjadi berantakan dan tidak teratur.

Lalu jika orang-orang sudah terikat atau bergantung pada media sosial itu akan menyebabkan suatu gejala yang bernama mental health issue atau masalah kesehatan jiwa. Media sosial juga bisa membuat orang-orang seperti bergantung pada media sosial itu sendiri. Mereka tidak dapat mengontrol diri mereka sendiri. Seakan media sosial yang mengontrol mereka. Ini juga dapat membahayakan kelangsungan kesehatan mental dan jiwa mereka.

Solusi untuk menghadapi dampak-dampak buruk Media sosial tentunya adalah dengan pengawasan dan pembatasan dari orangtua. Atau lebih banyak beraktivitas dan berinteraksi secara positif dengan orang-orang di sekitar. Dengan itu, orang-orang bisa sejenak melupakan media sosial dengan melakukan aktivitas yang positif seperti berolahraga, membantu pekerjaan rumah dan tentu saja berinteraksi dengan orang-orang di sekitar.

Media sosial memang memiliki banyak dampak positif dan manfaat. Tetapi jika tidak berhati-hati, media sosial justru akan menjadi sebuah bencana bagi. Jika tidak mengelola media sosial dengan baik itu akan menjadi sebuah mesin penghancur yang mematikan dan memiliki berbagai dampak buruk. Dampak buruk dari media sosial pastinya akan merambat ke generasi selanjutnya. Apalagi jika para orangtua yang memberikan gadget kepada anak-anaknya yang masih dibawah umur dengan tujuan agar anaknya tidak banyak tingkah. Itu justru akan menjadi bumerang bagi para orangtua. Karena anak-anak dibawah umur masih membutuhkan eksplorasi dan mengembangkan motorik mereka. Maka jika diberikan gadget,itu akan menghambat pertumbuhan motorik mereka dan akan menghambat daya imajinasi anak-anak dibawah umur tersebut. Orangtua juga dituntut agar dapat bijak meluangkan waktu bagi anak-anaknya untuk mendampingi dan mengajak mereka bermain atau eksplorasi. Jika orangtua memberikan gadget kepada anak-anak yang tergolong dibawah umur 14 tahun, tentu itu akan menghambat pola pikir dan perkembangan mereka. Jadi media sosial harus digunakan secara bijak dan tidak berlebihan agar tidak berdampak buruk bagi orang-orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun