Mohon tunggu...
KKN Kelompok 142 UNEJ
KKN Kelompok 142 UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Jember

Saya merupakan seorang mahasiswa jurusan hubungan internasional. Saat ini, sejak dulu saya bergemar untuk mendiskusikan sesuatu yang sedang hangat dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Meninggalkan Dollar AS, LCS Tiongkok - Indonesia Tingkatkan Potensi Perdagangan Bilateral

3 April 2023   11:00 Diperbarui: 3 April 2023   11:10 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kemudian, kondisi geopolitik di dunia yang sangat naik turun bagaikan roller coaster. Maksudnya adalah, tensi antar politik di dunia seolah tidak dapat dihindarkan. Tensi yang tinggi bahkan berpotensi menjadi perang, dapat "mengobrak-abrik" nilai mata uang, sehingga menyebabkan kerusakan dalam perdagangan internasional. Oleh karena itu, apabila terus bergantung dengan Amerika Serikat, suatu saat mereka terjebak dalam kondisi geopolitik yang rumit sehingga memaksa mereka mengeluarkan kebijakan moneter yang akan merugikan banyak negara. LCS ini hadir untuk mengurangi risiko tersebut, dengan menstabilkan nilai rupiah serta memasarkan rupiah di kancah global. 

Mengapa Tiongkok?

Penerapan kebijakan ini dinilai menguntungkan bagi Indonesia. Kemudian yang menjadi pertanyaan, mengapa menjalin LCS ini dengan Tiongkok. Alasan yang sederhana, karena hubungan bilateral Indonesia dengan Tiongkok sudah terjalin sejak lama, terutama dalam bidang ekonomi dan perdagangan. Volume perdagangan kedua negara ini, apabila dibandingkan dengan tahun 2000 dan 2020, maka terjadi kenaikan sebesar 16 kali lipat pada tahun 2020. Angka yang fantastis ini, membuktikan bahwa kerjasama kedua negara sangat tinggi. 

Selanjutnya yang menjadi penting adalah, Tiongkok merupakan salah satu negara dengan tingkat investasi tertinggi bagi Indonesia, dengan posisi nomor 2, setelah Singapore.   Investasi Tiongkok kepada Indonesia, tidak terlepas dari kebijakan negara mereka yakni Belt and Road Initiative. Tiongkok banyak melakukan investasi dalam bidang infrastruktur untuk pembangunan Indonesia, contohnya adalah kereta cepat Jakarta - Bandung yang menjadi titik potensi Indonesia. Diketahui bahwasanya, Kereta cepat Jakarta - Bandung, merupakan kereta cepat pertama di Asia Tenggara. Hal ini menjadi momentum yang baik bagi Indonesia untuk terus meningkatkan branding dalam dunia internasional. 

Sektor ekspor dan impor juga tidak terlepas dari alasan ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), menyatakan bahwa Tiongkok merupakan pasar ekspor Indonesia nomor satu mencapai angka 27,65% dari total keseluruhan. Artinya adalah, Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar yang dimiliki oleh Indonesia saat ini. Dengan berbagai faktor tersebut, maka dengan menerapkan kebijakan LCS bersama Tiongkok, akan semakin mempermudah dan meningkatkan perdagangan bilateral kedua negara. Semakin tinggi nilai ekspor yang bisa dijual, maka akan meningkatkan pendapatan negara menjadi lebih tinggi.

Dengan demikian, dengan adanya Local Currency Settlement (LCS) antara Tiongkok dengan Indonesia, kerja sama bilateral akan semakin mudah dan efisien, serta menarik lebih banyak lagi para investor asing. Dengan banyaknya kerja sama bilateral yang dilakukan, maka akan mempermudah Indonesia untuk mencapai kepentingan nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun