Mohon tunggu...
Ignasius Julian
Ignasius Julian Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya mempunyai hobi belajar dan memperdalam pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Eksplorasi Fenomena Hypebeast di Kalangan Remaja

7 Januari 2025   20:44 Diperbarui: 7 Januari 2025   20:44 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.un-associated.com

Fenomena hypebeast merujuk pada budaya yang berkembang di kalangan penggemar fashion terutama di kalangan generasi muda yang mengedepankan penggunaan barang bermerek dengan tren terkini. Barang tersebut dapat berupa merek-merek ternama, produk edisi terbatas, maupun kolaborasi eksklusif dengan artis atau penyanyi tertentu. Hanya segelintir orang yang berdedikasi besar yang mau mengeluarkan uang dalam jumlah besar demi mendapatkan barang hypebeast tersebut. 

Kata "hypebeast" merujuk dari dua kata, yaitu "hype" yang merujuk pada publisitas dan "beast" yang merujuk pada sesuatu yang hebat. Para pengguna hypebeast cenderung lebih mementingkan pamor dan popularitas suatu merek ketimbang kualitas atau nilai fungsionalnya. 

Merek-merek
Merek-merek "hypebeast"

Kehadiran hypebeast berawal dari kultur streetware dan sneakerhead di Amerika Serikat pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Kultur streetware berakar dari budaya berpakaian jalanan, skateboard, maupun hiphop. 

Pada  awal 2000-an, produk streetware marak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat Amerika Serikat. Budaya itu dilihat dari mode pakaian y2k yang menggunakan elemen denim dan celana gombrong, disertai dengan aksesori yang mencolok. Mode y2k itu juga mendorong fenomena hypebeast menjadi semakin berkembang. 

Beberapa merek, seperti Supreme, Stussy, dan BAPE menjadi salah satu pendorong berkembangnya streetware dan akhirnya diikuti oleh banyak orang.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hypebeast menjadi semakin berkembang 

  • Media Sosial dan Influencer

Sepatu Nike yang berkolaborasi dengan Travis Scott
Sepatu Nike yang berkolaborasi dengan Travis Scott

Beberapa media sosial, seperti Instagram, Tiktok, dan Youtube mendorong brand-brand hypebeast meraih popularitasnya dan juga dipromosikan oleh influencer terkenal. 

  • Istilah "edisi terbatas"

Banyak merek-merek ternama yang memberikan desain "edisi terbatas" mereka yang menciptakan kesan eksklusivitas bagi para penggunanya. Hal itu dikarenakan sebuah barang hanya diproduksi dalam jumlah terbatas.

  • Status sosial

Dengan seseorang membeli barang-barang hypebeast, maka barang tersebut dianggap sebagai bentuk prestise atau penghargaan bagi teman sebayanya

  • Investasi

Barang-barang hypebeast berkembang menjadi sebuah investasi bagi sebagian orang. Produk hypebeast yang langka dapat dijual dengan harga yang lebih mahal daripada harga belinya. 


Jika ditelisik di Indonesia, fenomena hypebeast semakin berkembang terutama pada kalangan anak muda dikarenakan adanya keinginan untuk tampil modis dan stylish. Di Jakarta, sudah banyak perusahaan streetwear hypebeast yang berdiri baik perusahaan luar negeri maupun lokal, seperti Erigo, Thanksinsomnia, Public Culture, dan masih banyak lagi.

Seiring berjalannya waktu, fenomena hypebeast mungkin saja akan berkembang dengan memanfaatkan penggunaan teknologi yang canggih, serta penggunaan bahan baku yang lebih efisien, akan tetapi ada beberapa masalah yang perlu dihadapi, seperti dampak lingkungan. 

Pada akhirnya, fenomena hypebeast menjadi ajang bagi masyarakat untuk unjuk gigi dalam hal fashion dan itu perlu dipahami oleh masyarakat agar jangan sampai membeli barang-barang mahal demi kebutuhan unjuk gigi demi tren semata. Perlu dilihat juga kualitas dari barang yang dibeli tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun