Dalam dunia jurnalistik terdapat dasar-dasar jurnalistik yang di dalamnya mengatur bagaimana seorang wartawan harus meliput, membuat berita yang nantikan akan di berikan kepada khlayak banyak. Jurnalistik juga mengikuti perkembangan zaman, terlebih dengan perkembangan teknologi, maka muncul yang dinamakan jurnalisme online.
Di dalam jurnalisme online juga memiliki prinsip-prinsip dasar jurnalisme online yang gunakanya untuk mengatur kaidah dalam menulis berita yang akan di sajikan melalui media online. Jurnalisme online tidak hanya dikuasi orang yang memilik ke ahlian seperti waratwan namun orang biasa juga bisa menjadi bagian di dalamnya.
Jurnalistik online merupakan metode baru penyajian informasi dan fakta dengan menggunakan bantuan atau perantara teknologi internet. Salah satu contoh perwujudan jurnalisme online adalah weblog (blog), mulai dari blog kelompok, organisasi, lembaga, instansi, atau perusahaan. Yang jadi masalah, seringkali blog pribadi ataupun blog instansi/perusahaan tidak update dalam hal kontennya.
Membahas mengenai prinsip dasar jurnalistik online, pendapat Paul Bradshaw dalam “BASIC Principles of Online Journalism" yang menyebutkan bahwa ada lima prinsip dasar jurnalistik online dapat kita jadikan acuan. Kelima prinsip tersebut tergabung dalam kata BASIC, yakni Brevity, Adaptability, Scannability, Interactivity, Community dan Conversation. Namun dari kelima uruf tersebut tidak menghilangkan kode etik jurnalistik sendiri, malah dengan adanya jurnalisme online membuat kode etik jurnalistik menjadi lebih baik dan lebih hidup. Berikut masing-masing penjelasan dari kata BASIC itu sendiri
Brevity
Keringkasan (Brevity). Berita online hendaknya bersifat ringkas dan sederhana. Hal ini merupakan penyesuaian dengan tingkat kesibukan manusia di era modern yang ingin serba cepat. Hal ini sejalan dengan istilah ‘KISS’ dalam kaidah bahasa jurnalistik yakni Keep It Short and Simple.( Tetap pendek dan sederhana.). semakin perkembangan zaman dan juga perkembangan teknologi yang ada menjadi berita dibutuhkan cepat maka Pual melihat keringkasan dalam menulis sebuah berita menjadi salah satu diantaranya
Adaptabilty
Kemampuan beradaptasi (Adaptabilty). Para jurnalis online dituntut agar mampu menyesuaikan diri di tengah kebutuhan publik yang mengginkan informasi yang di dapat secara cepat dan juga akurat. Dengan di dorongnyakemajuan teknologi, jurnalis tidak hanya dituntut pandai menulis berita, mencari berita namun juga harus dapat memberikan berita dengan beragam cara, seperti menggabungkan teks, suara, video, gambar, animasi, hyperlink dan lain-lain dalam suatu berita agar khalayak yang membaca merasa tertarik akan tulisan yang dibuat.
Kunci dari skill baru seorang online journalist adalah pada adaptability. Â Para jurnalis yang memilikiweb site harus beradaptasi dengan teknologi seperti : (Hyper)Text, Audio, Video, Still images, Audio slideshows, Animation, Flash interactivity, Database-driven elements, Blogs, Microblogging/Text/email alerts (Twitter), Community elements - forums, wikis, social networking, dan media sosial yang memudahkan para pembaca untuk mendapatkanya.Buka berarti seorang jurnalis harus bisa menguasi semua teknologi media yang ada, namun lebih kepada efektivitasan. Makadari pada itu membutuhkan kinerja tim news yang baik dibalik meja redaksi yang berawal dari sebuah ide segar tentunya
Scannability
Dapat mudah dicerna (Scannability). Untuk memudahkan para audiens, situs-situs yang terkait dengan jurnalistik online hendaknya memiliki sifat dapat mudah di cerna, agar pembaca tidak merasa terpaksa dalam membaca informasi atau berita yang di tulis oleh sang wartawan. Paul Bradshaw mengatakan 95 % para pengguna web akan melihat headlines, subheadings, links dan hal-hal lain yang membantu pencarian informasi mereka. Scannabilty menjadikan pembaca lebih mudah untuk menerima Hal ini berkaitan dengan pemecahan artikel dan penulisan dengan bahasa singkat dan sederhana dengan penekanan poin tertentu dengan font atau hiperlink yang memudahkan pembaca untuk mencerna isi pesan. Ini menjadikan Scannability kunci dari ke efektivitasan jurnalisme online
Interactivity
Interaktivitas (Interactivity). Dalam jurnalistik online, komunikasi dari publik kepada jurnalis sangat dimungkinkan dengan adanya akses yang semakin luas. Audiens dibiarkan untuk menjadi pengguna (user). Hal ini sangat penting karena semakin audiens merasa dirinya dilibatkan, maka mereka akan semakin dihargai dan senang membaca berita yang ada. Di sinilah letak bagaimana jurnaslime online menjadi sangat di sukai oleh khalayak. Interaktivitas yang di maksut Paul juga menjadi kontrol atas ruang dan waktu bagi khlayak agar informasi yang didapat jelas dan akurat.
Community and Conversation
Komunitas dan Percakapan (Community and Conversation). Media online memiliki peran yang lebih besar dari pada media cetak atau media konvensional lainnya, yakni sebagai penjaring komunitas. Jurnalis online juga harus memberi jawaban atau timbal balik kepada publik sebagai sebuah balasan atas interaksi yang dilakukan publik tadi. sebagai seorang jurnalis yang baik harus berusaha memberikan layanan kepada masyarakat atau kelompok, agar informasi yang disampaikan kepada msayrakt luas tidak menjadi boomerang bagi sang jurnalis itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H