SD Negeri Jeruk Tipis 1, salah satu penerima program bantuan CSR Indah Kiat Serang (koleksi pribadi)
Masih dalam suasana hari pendidikan yang jatuh pada 2 Mei lalu, kali ini kita berkunjung ke Kabupaten Serang, Banten. Di sana, tepatnya di Kecamatan Kragilan, telah menunggu wajah-wajah cerah dan sumringah. Bertempat di komplek SD Jeruk Tipis 1 & 3, pemilik wajah-wajah ini adalah para guru dan pengurus sekolah yang sebentar lagi kedatangan Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah.
"Senang sekali Pak, akhirnya Bupati datang langsung menjenguk sekolah kami,"
demikian disampaikan Ibu Sri Mulyati, sang Kepala Sekolah SD Jeruk Tipis 3 menjelang kedatangan orang nomor satu di Kabupaten Serang tersebut.
Menurut Ibu Sri Mulyati, kunjungan Bupati tersebut adalah untuk yang pertama kali di sekolahnya. Dan masih menurut Ibu Sri, kunjungan tersebut dapat terlaksana berkat Indah Kiat Pulp Paper (IKPP) Serang Mill. Wah, siapa pula Indah Kiat ini, dan bagaimana bisa?
Indah Kiat Pulp & Paper Mill, Serang adalah sebuah perusahaan yang memproduksi kertas kemasan yang terletak di Jalan Raya Serang. Sejak beberapa tahun terakhir, Indah Kiat telah rutin memberikan bantuan pendidikan kepada sejumlah sekolah di Kabupaten Serang. Berkat program Corporate Social Responsibility (CSR) dari Indah Kiat terhadap pendidikan inilah, Pemda Serang terinspirasi untuk hadir.
Program CSR Indah Kiat Serang mulai dari beasiswa pendidikan kepada siswa kurang mampu, bantuan alat tulis berupa buku, renovasi sekolah, sampai dengan bantuan mebeler (meja-kursi). Khusus program bantuan mebeler ini memiliki kisah yang cukup menarik.
Yang pertama bahwa mebeler ini dirakit dari kayu bekas peti kemas. Ini sebuah ide yang cukup cerdas dengan menimbang aspek berkelanjutan, yaitu menyulap bahan tak terpakai menjadi barang fungsional. Dan meski bekas, kualitasnya tidak sembarangan. Terbuat dari Jati Belanda, bahan kayu ini cukup kokoh untuk dijadikan meja dan kursi.
Saya beruntung sempat mengunjungi bengkel pembuatan mebeler yang terletak di kawasan pabrik Indah Kiat Serang. Ada tiga tahapan dalam pembuatan mebeler ini yakni pembongkaran, perakitan dan finishing.
Di tahap pembongkaran, kayu bekas peti kemas yang fungsi awalnya memuat mesin/alat pabrik dibongkar menjadi papan-papan, untuk selanjutnya dikirim ke bengkel perakitan. Menurut salah satu tukang kayu yang saya temui, pada tahap pembongkaran, bagian paling menyita waktu adalah pencopotan paku-paku yang menempel.
Keberadaan para tukang kayu yang direkrut Indah Kiat Serang juga menarik perhatian saya. Sempat saya temui di sela-sela waktu kerja, mereka ternyata warga asli Serang yang diberdayakan untuk berkarya. Salah satunya bernama Maman, ia mengaku sebelumnya bekerja di toko material. Pria berusia 30 tahun ini berasal dari Kecamatan Tirtayasa, dan bergabung di pekerjaan mebeler ini sejak awal tahun ini.
Setelah lonjoran-lonjoran papan terbebas dari paku, barulah papan dipotong sedemikian rupa sesuai dengan ukuran yang diinginkan untuk dirakit menjadi meja dan kursi. Selanjutnya, bagian finishing berupa pengamplasan dan pengecatan. Di bagian ini para pekerja tampak sangat sibuk, jadi saya tidak sempat berbincang dengan mereka.
Ketika melihat salah satu contoh meja dan kayu yang sudah jadi, saya bertanya seberapa kuat kayu Jati Belanda ini. Menurut tukang kayu lain yang bernama Zaenudin, selain kokoh dan tahan lama, kayu Jati Belanda tersebut anti rayap, karena telah mengalami proses pengovenan terlebih dahulu.
Kembali ke SD Jeruk Tipis. Jarak lokasi SD dengan pabrik Indah Kiat ini sekitar 15 menit perjalanan. Rasanya durasi tempuh semestinya dapat lebih singkat, apabila kondisi jalan yang kami lalui tidak seburuk itu. Ya, ini salah satu pekerjaan rumah besar Pemda Serang, yaitu memperbaiki infrastruktur serta sarana dan fasilitas publik lainnya.
Komplek SD Jeruk Tipis ini terbagi menjadi SD Jeruk Tipis 1 dan SD Jeruk tipis 3. Area SD Jeruk Tipis 1 lebih kecil. Bahkan jumlah kelas untuk siswanya hanya 5, karena satu kelas lain dipakai untuk ruang guru.
"Saya bahkan tidak memiliki ruang kepala sekolah tersendiri. Padahal idealnya, ruang kepala sekolah tidak tercampur dengan ruang guru lain,"
ujar Maksum Ependi, Kepala Sekolah SD Jeruk Tipis 1. Maksum juga bercerita ia telah berulang kali mengajukan ke Dinas Pendidikan setempat atas permasalahan terkait. Sayangnya, hingga kini respon yang diharapkan belum kunjung tiba.
Untuk itulah, Maksum sangat mengapresiasi upaya Indah Kiat dalam menutupi kekurangan ini. Sebagai pihak swasta yang sebetulnya tidak ada sangkut pautnya dengan pendidikan secara langsung, Indah Kiat menunjukkan kepeduliannya. Mulai dari bantuan renovasi sekolah, alat-alat olahraga, beasiswa kepada siswa, sampai kepada alat-alat kebersihan. Yang terbaru adalah bantuan mebeler sebanyak 20 set (terdiri dari 20 meja dan 40 kursi) yang telah mengisi ruang kelas VI.
Mafruhah, salah satu pengajar SD Jeruk Tipis 1 juga tak dapat menyembunyikan kebahagiannya:
"Kami senang sekali dengan bantuan mebeler dari Indah Kiat, soalnya meja-kursi yang lama sudah banyak yang rusak. Sementara kalau menunggu bantuan pemerintah prosesnya bisa lama sekali,"
Indah Kiat memang tak bisa berlama-lama dalam merespon kondisi sekolah yang membutuhkan perhatian segera. Sejak dirapatkan oleh komite sekolah, tak lebih dari dua pekan bantuan mebeler sudah datang.
Mafruhah juga mengucap terima kasih atas kontribusi lain oleh Indah Kiat, yaitu pembangunan tower air serta perbaikan kamar mandi. Dengan agak malu-malu, Marfuhah berharap Indah Kiat akan terus berkontribusi dalam penyempurnaan fasilitas sekolah demi kelancaran proses belajar bagi siswa.
Menanggapi asa ini, seorang yang merupakan bagian CSR dari Indah Kiat menimpali:
"Wah nanti ada yang tersinggung Bu, kalau semuanya kami yang mengerjakan,"
Terdengar seperti sebuah tamparan yang cukup telak bagi otoritas setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H