40 Hari Pertama
   Pada hari pertama jadwal berangkat ke seminari, saya di antar oleh kedua orangtua saya, berserta saudara-saudara saya. Saya masih bersama mereka hingga jam 12.00 WIB, saya di tinggal oleh mereka dan saya menangis sedih karena bertemunya masih 40 hari lagi, pikirku saat itu. Mata saya menjadi sembab, dan sehabis itu saya makan siang bersama anak-anak baru juga di seminari. Pada saat makan siang pertama rasanya sepi sekali karena belum pada kenal.
   Sehabis makan siang saya berkenalan dengan orang-orang di BAWILku, BAWIL adalah nama untuk setiap meja makan, saya mendapat BAWIL dua. Saya berkenalan dengan mereka namanya ada Erko,Rendy,Dito,Benton ,dan Novel. Mereka orangnya asik-asik semua asik beneran bukan sok asik. Saya bersahabat dengan mereka saat itu, rasanya senang sekali dapat mempunyai sahabat saat itu.
Saya menjalani kegiatan di sini yang berupa input-input dan KBM saya merasa bosan hanya begitu-begitu saja, tapi karena adanya sahabat semua itu tidak lagi terasa bosan. Mereka adalah kunciku agar bisa bertahan di seminari ini,jika tidak ada mereka pasti saya sudah keluar karena bosan. Saya bersahabat dengan mereka hingga sekarang, mereka adalah orang-orang yang mudah bergaul jadi saya mendapat teman-teman baru. Saya hidup bersama dengan mereka semua.
Tak terasa waktu sudah berjalan 1 bulan pada saat itu, aku tidak menyangka jika saya bakal bisa bertahan di sini. Akhirnya hari yang di nantikan datang juga, saya bertemu orangtua saya lagi setelah 40 hari. Saya membahas banyak hal dengan orang tua saya. Tentang kehidupan di sini dan pengalaman di sini. Saya lega karena bisa bertemu mereka lagi.
Terimakasiih telah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H