Mohon tunggu...
Ignasia Dyah M P
Ignasia Dyah M P Mohon Tunggu... Lainnya - Bachelor of Communication Science

Seorang Copywriter yang senang menulis berbagai macam topik dengan berbagai gaya bahasa

Selanjutnya

Tutup

Film

"Wedding Agreement": Di Balik Penjodohan

16 September 2020   14:39 Diperbarui: 16 September 2020   15:00 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

www.youtube.com
www.youtube.com

Selain itu ada juga tradisi di mana tamu harus menyalami pengantin

www.youtube.com               
            googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
www.youtube.com googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});

Tetapi, yang paling melekat disini adalah budaya perjodohan yang masih marak dilakukan di Indonesia, sehingga pernikahan bukan menjadi ungkapan cinta melainkan hanya memenuhi ego semata

www.youtube.com
www.youtube.com

Jadi, Film pernikahan mengajarkan kita banyak hal mengenai budaya dalam suatu negara, ideologi, struktur ekonominya, dan lain-lain. Apapun status generiknya entah masuk ke dalam genre atau subgenre, film pernikahan pasti memberikan value penting agar wawasan penonton semakin terbuka.

Sumber :

Effendy, Onong Uchjana, 1986. Dimensi Dimensi Komunikasi. Bandung : Alumni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun