Kamu pasti sering mendengar istilah film, film merupakan media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan sebuah informasi kepada sekelompok orang yang berkumpul di tempat tertentu (Effendy, 1986). Mungkin kita sering mendengar bahkan menonton film dengan berbagai genre, seperti film action, film science fiction, bahkan hingga film horor, tetapi apakah kamu pernah menonton film pernikahan ?
Film pernikahan mungkin berbeda dengan beberapa genre yang sudah banyak dikenal seperti film horor, yang bahkan sudah menghasilkan banyak buku dan studi ilmiah. Pertanyaan yang paling mendasar mengenai film pernikahan adalah apakah film yang ada adegan pernikahan termasuk kedalam film dengan genre pernikahan ? Belum tentu, karena film yang ada adegan pernikahannya belum tentu berfokus pada ritual pernikahan
Sebenarnya, pesan apa yang ingin disampaikan oleh film pernikahan kepada masyarakat ? Dengan adanya film pernikahan kita dapat membandingkan kebiasaan dan sikap kita dengan orang lain diberbagai negara, kita juga dapat melihat bagaimana ritual tertentu dalam kehidupan sehari-hari di doktrin oleh agama dan ideologi-igeologi yang ada disekitar masyarakat, dan kita dapat melihat adanya kemiripan dalam keberagaman.
Biasanya film dengan genre pernikahan dipenuhi dengan ikonografi ritual pernikahan yang sudah dikenal: seperti cincin, kerudung, gaun, berkumpulnya keluarga, dan lain-lain. Tujuan perjalanan yang terdapat dalam film juga berbeda-beda, tergantung dari apa yang diwakilkan oleh pernikahan di dalam film, entah itu cinta, status sosial, tradisi, atau hanya memenuhi kebutuhan pribadi.
Sebenarnya, film pernikahan lebih terlihat seperti subgenre daripada genre, contohnya saja seperti komedi romantis, melodrama, dan film wanita, tetapi tidak ada entri untuk film pernikahan. Yang membentuk perjalan film pernikahan adalah kekuatan atau budaya yang kuat yang terkadung dalam film.
Contohnya saja seperti film dengan judul Wedding Agreement (2019).
Film tersebut dapat dikategorikan sebagai film dengan genre pernikahan karena berpusat pada pernikahan yang ada di dalam film tersebut. Latar belakang film tersebut dapat dilihat secara langsung, bahwa pernikahan yang dilakukan merupakan perjodohan. Hal tersebut menyimpulan bahwa tujuan pernikahan tersebut adalah tujuan pribadi. Disatu sisi ideologi juga melekat pada film ini yaitu patriarki, di mana perempuan dianggap lebih lemah dari pada laki-laki. Terdapat juga beberapa ritual dan ciri khas pernikahan di Indonesia, seperti pernikahan di Indonesia harus berdasarkan agamaÂ