Mohon tunggu...
Ighna Amalia
Ighna Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Just an ordinary women who wants to have a happy life.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (NIM : 21107030041)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Berkah Ramadhan: Wisata Religi di Daerah Utara Yogyakarta

9 April 2022   23:58 Diperbarui: 10 April 2022   00:15 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : makam KH. Mufid Mas'ud

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan. Dan kita sudah seharusnya menjemput keberkahan tersebut lewat kegiatan-kegitan yang bermakna kebaikan dan bermanfaat bagi diri kita sendiri. Untuk mendapatkan berkah tersebut, salah satunya yaitu dengan berwisata religi. Secara sederhana, wisata religi diartikan sebagai ziarah atau kunjungan seseorang maupun kelompok ke situs yang penting atau dianggap penting terkait dengan penyebaran suatu agama. 

Bentuk situs tersebut bisa bermacam-macam, mulai dari masjid, candi, arca, perhiasan, adat-istiadat, bahkan makam tokoh terkemuka (Andre Fauzi : 2021). Wisata religi juga dimaknai sebagai kegiatan wisata ke tempat yang memiliki makna khusus bagi umat beragama tertentu. Tempat-tempat ini dapat berupa tempat-tempat ibadah dan tempat bersejarah bagi agama tertentu yang memiliki kekhususan dan makna tersendiri. Kegiatan wisata religi berkaitan erat dengan aktivitas yaitu berziarah.

 Di Indonesia istilah ziarah sudah tidak asing lagi, bahkan seringkali dilakukan oleh beberapa kalangan tertentu dan dalam waktu-waktu tertentu pula. Menurut Wikipedia, Ziarah adalah salah satu praktik sebagian besar umat beragama yang memiliki makna moral yang penting. Kadang-kadang ziarah dilakukan ke suatu tempat yang suci dan penting bagi keyakinan dan iman yang bersangkutan. Tujuannya adalah untuk mengingat kembali, meneguhkan iman atau menyucikan diri. Berziarah adalah berkunjung ke tempat yang dianggap keramat atau mulia (makam dan lain seagainya) untuk berkirim doa. Istilah ziarah berasal dari bahasa Arab diambil kata ziyarah yang berarti meziarahi, menengok atau mengunjungi.  Sedangkan menurut KBBI, ziarah adalah kunjungna ke tempat yang dianggap keramat atau mulia (makam dan sebagainya).

Dokpri : Penulis di makam KH. Mufid Mas'ud
Dokpri : Penulis di makam KH. Mufid Mas'ud

Di daerah utara Yogyakarta lebih trpatnya di Bondosari, Sardonoharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat makam waliyullah yang menyebarkan islam di daerah Tembayat, Klaten, Jawa Tengah, atas perintah dari Sunan Kalijaga. Karena jasa yang besar dalam penyebaran agama islam, banyak orang yang menziarahi makamnya. Beliau adalah Al-Mukarram KH. Mufid Mas'ud, lahir di Solo, Jawa tengah, pada hari Ahad Legi, 25 Ramadhan tahun 1928. KH. Mufid Mas'ud merupakan putra kedua dari tujuh bersaudara. Beliau merupakan keturunan ke-14 dari Sunan Pandanaran. Ayahnya bernama Kiai Ali Mas'ud yang kini makamnya berada di kompleks makam Golo Paseban Bayat, Klaten. 

Di samping mendapatkan bimbingan keagamaan langsung dari kedua orang tuanya, pendiidikan dasar KH. Mufid Mas'ud ditrmpuh di Madrasah Ibtidaiyah Mnbaul 'Ulum, cabang Solo selama lima tahun, yakni mulai tahun 1937 hingga 1942. Lembaga pendidikan yang didirikan oleh Paku Buwono X. ketika menempuh pendidikan disana, madrasah diasuh oleh KH, Sofwan. Kemudian tahun 1942, beliau nyantri di Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Pada tahun itu bertepatan dengan tujuh bulan setelah kedatangan kolonila Jepang di Indonesia. Tiga tahun kemudian, di tahun 1945, beliau melanjutkan hafalan Al-Qur'an kepada KH. Muntaha di Wonosobo. Langkah ini beliau temput atas aanjuran dari gurunya di Klaten, KH. Sofwan. 

Di tahun 1950, KH. Mufid Mas'ud kembali ke Krapyak dan menikah dengan putri KH. Munawir (pengasuh Pondok Pesantren Krapyak), Hj. Jauharoh. Sejak saat Itu, KH. Mufid Mas'ud termasuk salah satu pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Meski demikian, beliau juga masih tetap mengaji Al-Qur'an kepada KH. Abdul Qadir dan KH Abdullah Affandi. Untuk memeperdalam ilmu-ilmu keislamannya, beliau mengaji kitab kepada KH. Ali Mksum. Dengan keuletan KH. Mufid Mas'ud saat memperdalam ilmu agama tidak pernah disangsikan oleh orang-orang terdekatnya. Hj. Qomariyah Abdul Chanan, adik beliau misalnya, menyatakan bahwa kakak kandungnya tersebut sanagat rajin menuntut ilmu. 

Dengan modal Al-Qur'an dan pengetahuan keislaman, serta jalinan silaturahmi yang erat dengan tokoh-tokoh islam, KH. Mufid Mas'ud berketetapan hati mendirikan pesantren yang hingga kini dikenal dengan Pondok Pesantren Sunan Pandanaran (PPSPA). Yang awalnya pesantren ini berdiri diatas tanah wakaf seluas 200 meter persei, dengan bangunan satu rumah dan mushola di atasnya. Secara resmi, PPSPA berdiri pada 17 Dzulhijjah 1395 H, bertepatan dengan tanggal 20 Desember 1975 M. terdapat harapan besar masyarakat yang dipikulkan kepada KH. Mufid Mas'ud, karena PPSPA dinilai akan mampu menjadi agen perubahan bagi masyarakat sekitar, baik itu secara moral, spiritual, atau pemantapan akidah. Wafatnya Sang Kyai pada tanggal 19 Maret 2007 dikarenakan sakit. 

Meneladani KH. Mufid Mas'ud sebagai seorang ulama yang pantas ditiru dan dijadikan pegangan hidup bagi siapa saja. Beberapa dari petuah dan ajaran KH. Mufid Mas'ud yaitu Al-Qur'an dan Sholawat, dengan istilah beliau, "Al-Qur'an di tangan kanan dan Sholawat di tangan kiri". Selanjutnya adalah pandangan terhadap ilmu, menurut beliau, "ilmu iku iso manfaat terserah awake dewe-dewe" (ilmu itu bisa bermanfaat terserah sendiri-sendiri). Beliau mengajarkan jika ingin memiliki ilmu yang bermanfaat, maka seseorang harus mau melakukan sesuatu yang bisa membuat ilmunya bermanfaat, seperti dengan tirakat, hormat kepada guru, dan lain-lain. Inilah biografi singkat waliyullah KH. Mufid Mas'ud.

Kembali kepada wisata religi, menurut Karyono, (1997) mendefinisikan "wisata ziarah (wisata pilgrim) adalah jenis wisata yang dikaitkan dengan agama, kepercayaan atau adat istiadat dalam masyarakat. Wisata ziarah dilakukan perseorangan maupun rombongan agar berkunjung ke tempat-tempat suci, makam-makam orang suci dan orang-orang terkenal dan pimpinan yang diagungkan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan restu, berkah, kebahagiaan dan ketentraman". Wisata ziarah bukan hanya menumbuhkan minat orang-orang untuk sekedar berjalan-jalan dan bersenang-senang, tapi juga mampu memperoleh ketenangan diri (spiritualitas) untuk dalam diri sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun