Tak penting apakah seseorang tak mencuri karena kesadaran moral yang otonom atau karena takut dipenjara. Yang penting hasilnya: tak mencuri. Tapi, menurut filsuf Immanuel Kant, ada perbedaan kualitas antara orang yang tak mencuri karena kesadaran moral dan karena takut dipenjara.
[caption id="" align="alignnone" width="300" caption="foto/sahabat al-aqsha"][/caption]
Secara moral, orang yang tak mencuri karena kesadaran moral intrinsik dalam dirinya lebih dewasa daripada yang tak mencuri karena takut dipenjara. Seorang yang secara moral dewasa adalah orang yang berbuat baik karena dorongan dari dalam dirinya sendiri, bukan karena desakan eksternal. Seorang yang dewasa secara moral: orang yang berbuat baik karena "kitab moral" yang ada dalam dirinya, bukan kitab moral yang berasal dari luar dirinya. kalau takut dosa, itu belum dewasa.
Pada dasarnya, menurut Immanuel Kant, dalam setiap manusia sudah terdapat "kitab moral" yang bisa menjadi panduan untuk hidup etis. Saya setuju. Kitab moral yang dibawa agama hanya mengkonfirmasi saja "kitab moral" yang sudah ada dalam diri manusia masing-masing.
Dalam diri manusia ada "hukum moral". Di luar manusia ada "hukum alam". Keduanya, jika ditaati, adalah sumber kebahagiaan. Hukum moral ada yang tetap, ada yang berubah. Pinjam istilah Immanuel Kant dengan sedikit modifikasi, ada categorical dan hypothetical imperative.
***
dikutip dari twitter Ulil
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H