Mohon tunggu...
Igede Adryel
Igede Adryel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang laki laki yang berasal dari pulau bali

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Layang-layang Tradisional Bali yang Sering Dimainkan oleh Masyarakat Bali, Khususnya Bali Bagian Selatan

26 Maret 2024   10:52 Diperbarui: 26 Maret 2024   10:59 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Layang layang merupakan jenis permainan tradisional yang biasa dimainkan anak-anak hingga orang dewasa di Bali, khususnya di Bali bagian selatan. Layang layang juga erat kaitannya dengan cerita Rare Angon, dipercaya bahwa Dewa Siwa dalam manivestasinya sebagai Rare Angon merupakan Dewa layang layang. Permainan ini hampir ditemukan di setiap penjuru daerah di Indonesia khusunya di bali bagian selatan. 

Biasanya permainan layang layang di bali dimainkan pada bulan juli sampai dengan bulan oktober. Bermain layang layang membutuhkan team dengan anggota sekitar 8-10 orang yang dimana memiliki tugas masing masing seperti ada yang menunjuk, dan ada yang menarik tali layangan. Cara memainkan layang layang sangatlah mudah dimainkan. Kita hanya membutuhkan layang-layang yang sudah dikaitkan dengan benang serta tanah yang lapang untuk menjadi arena permainannya. Dengan memanfaatkan angin yang berhembus kencang, layang-layang yang akan dimainkan dinaikkan dengan menggunakan tali dan juga akan dikendalikan melalui tali tersebut.

Selain dimainkan untuk kesenangan, layang-layang juga bisa menjadi permainan yang dilombakan. Caranya dengan menaikan layang layang supaya ngelog atau ngegol, memiliki warna cantik, bentuk yang bagus dan tidak sampai mebandung atau sering juga disebut beradu dengan layangan lainnya. Disetiap lomba layang layang, layangan akan memiliki kategori masing masing, seperti kategori remaja dimana kategori remaja ini memiliki ukuran minimal 2,5 meter sampai maksimal ukuran 3,5 meter, untuk ukuran dewasa memiliki ukuran minimal 4 meter sampai maksimal ukuran 5,5 meter dan yang terakhir ukuran big size dimana memiliki minimal ukuran 6 meter sampai yang terbesar tidak ada batas maksimal. Tempat yang biasanya di pakai lomba layang layang di bali ada di pantai Padang Galak, pantai Mertasari, pantai Masceti dan sawah Banjar Pitik Pedungan.

Saat ini ada 3 bentuk layang layang tradisional yang masih bertahan dan lestarikan hingga kini, bahkan wajib diperlombakan pada setiap event festival layang layang di Bali. Ketiga bentuk  layangan tradisional Bali tersebut yakni: bentuk bebean (ikan), bentuk janggan (naga) dan bentuk pecukan (daun).

1.BEBEAN

Layang layang bebean memiliki bentuk seperti ikan yang dimana namanya berasal dari kata “Be” yang berarti ikan dalam bahasa bali. Layangan bebean merupakan representasi   dari   elemen   berunsur   air (Wisnu)  sebagai  makna  kesuburan  dan kehidupan. Layangan bebean ini termasuk  layangan  yang  paling  mudah dikendalikan    diantara    jenis    layangan tradisional Bali lainnya. Layangan    jenis bebean ini memiliki bagian kepala, awak (badan), ikut (ekor), dan kepes (sirip). Ukuran  dari  masing-masing  bagian  ini dibuat  selaras  mungkin  hingga  menjadi bentuk yang bagus sehingga dapat ngelog (ngegol) di   udara. Ukuran layangan bebean biasanya bervariasi, mulai dari ukuran  1meter hingga mencapai 10 meter (bebean  big size). Selain bentuknya yang sangat menarik, layangan bebean ini juga mempunyai satu pasang guwangan (sendaren) yang dapat berbunyi dengan sangat merdu. Layangan bebean ini juga sering di lombakan pada saat festival layang layang di Bali.

2.JANGGAN
Layangan janggan memiliki bentuk seperti naga, layangan janggan juga memiliki ciri khas ekor yang berukuran sangat panjang bisa mencapai lebih dari 100 meter. Dan layangan janggan juga memiliki hiasan yang di pasang di kondo (leher) layangan yang dapat membuat layangan janggan ini terlihat sangat cantik dan mempesona. Layangan janggan juga memiliki bantang guwangan (sendaren) yang dapat berbunyi dengan sangat merdu. Layangan janggan ini juga sering di lombakan pada saat festival layang layang di Bali

3.PECUKAN 

Layangan pecukan memiliki bentuk seperti daun. Yang dimana saat dinaikan bentuknya persis seperti daun yang sedang terbang. Layangan pecukan ini juga memiliki bantang guwangan (sendaren) yang dapat menghasilkan bunyi yang sangat merdu. Layangan pecukan ini juga sering dilombakan pada saat festival layang layang di Bali.

Nah maka dari itu kita harus mengembangkan warisan leluhur ini supaya tidak dapat punah. Selain itu kita juga sebagai masyarakat bali dapat meningkatkan seni dan kreatifitasan kita dalam pembuatan layang layang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun