Sebelumnya, kota tual tak pernah ada dalam perbendaharaan kamus ku. Sampai suatu saat, di kampus semasa mahasiswa baru berkenalan dengan seorang teman yang berasal dari tual. Itulah mungkin pertamakalinya mengenal tual.
Tual pun sama sekali tak pernah menarik perhatianku ataupun kebanyakan siswa yang belajar geografi di bangku sekolah dulu. Wajar saja, tual merupakan kota baru yang merupakan pemekaran dari kabupaten maluku tenggara. Di dalam peta, yang terlihat paling Cuma nama pulau-pulaunya, pulau kei besar dan kei kecil. Nahh...kalau mendengar kata “Kei” pasti sudah tidak asing lagi kan??
Di pulau kei inilah tepatnya asal atau kampung dari si John Kei. Boss preman yang terkenal di ibukota dan baru-baru ini menggegerkan seluruh media karena penangkapannya. Dia ditangkap karena kasus pembunuhan bos perusahaan di hotel jakarta.
Perasaan was-was dan ngeri sempat membayang-bayangi pikiranku ketika tau akan segera berlabuh di kota ini. Gambaran wajah-wajah sangar dan bengis serta perilaku layaknya john kei seperti pemberitaan di tv-tv terus menerus mengganggu. Apalagi status orang “peeleng” yang bisa dibilang sebagai musuh masyarakat melengkapi semuanya. Tapi itulah resiko yang harus dilewati. Melewati satu halte ke halte yang lainnya menuju ke tempat tujuan....
Mustahil akan sampai ke tempat tujuan kalau halte-halte tidak dilewati. Dan, di halte kali ini pasti akan menjumpai penumpang lain yang ingin menuju tempat tujuannya, menjumpai penumpang dengan keanekaragaman suku,ras,agama,ideologi,kelas atau apapun itu. Dengan berbekal pengalaman di halte sebelumnya, semoga pemberhentian di halte kali ini akan mendapatkan kawan serta guru baru yang akan menjadi modal di perjalanan nanti menuju halte selanjutnya....semoga........
Langgur Malra, 21 maret 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H