Jimpitan merupakan kegiatan mengumpulkan beras dari masyarakat yang nantinya akan disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan seperti terkena musibah dan kesulitan lainnya. Jimpitan sudah menjadi tradisi yang dilakukan sejak lama di Desa Binor. Di tengah pandemi covid-19 ini, banyak masyarakat yang membutuhkan sehingga diperlukan gerakan jimpitan yang lebih teratur agar masyarakat yang kurang mampu segera mendapat bantuanÂ
   Melalui Progam Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa atau PMM Universitas Muhammadiyah Malang,sekelompok mahasiswa binaan Rahadi (Dosen Ilmu Komunikasi UMM) membantu desa dalam mengumpulkan beras atau biasa disebut jimpitan. Kegiatan diawali dengan menyebarkan wadah kepada masyarakat yang nantinya akan diisikan beras secara suka rela dan ikhlas. "Setiap minggu kader dari masing-masing RT mengumpulkan jimpitan dari setiap warga dan kemudian dikumpulkan di lumbung pangan di kantor desa. Misal dari seminggu dapatnya 5 kilo dan ada warga yang membutuhkan, maka akan dibagikan ke warga tersebut," jelas Bu Etik, koordinator jimpitan untuk RT 6. Kegiatan tersebut dilakukan secara terus-menerus dengan tujuan saling tolong-tolong menolong.
   Menurut warga, kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi warga desa yang sedang kesulitan. Selain itu, kegiatan jimpitan juga membuat warga semakin rukun dan juga sebagai bentuk kepedulian antar masyarakat. Hal ini terbukti dengan warga Desa Binor yang selalu terlihat rukun satu sama lain baik dari kalangan anak-anak, para remaja, maupun orang tua. "Jimpitan merupakan kegiatan yang sangat baik karena terlihat solidaritas antara penduduk yang saling membantu dalam bentuk apapun. Harapannya kegiatan ini akan terus dilaksanakan secara rutin untuk membantu keluarga yang membutuhkan," ucap Alfin, salah satu anggota kelompok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H