Usaha pemulihan hubungan antara Kaidipang dan Bolang itang.
Raja Willem Korompot meneken Korte Verklaring tanggal 17 Maret 1702. Pertentangannya dengan para pembesar Bolaang Itang memuncak di masanya, sehingga Belanda dibawah Gezaghebber Jacob Boner melakukan rekonsiliasi kedua pihak di Benteng Orange Ternate 2 Juli 1727. Masa pemerintahannya, di tahun 1728
Pertentangannya dengan para pembesar Bolaang Itang memuncak di masanya, sehingga Belanda dibawah Gezaghebber Jacob Boner melakukan rekonsiliasi kedua pihak di Benteng Orange Ternate 2 Juli 1727.
Tercatat usaha pemulihan perdamaian - rekonsiliasi di tanggal tersebut.Â
Willem Korompot memerintah duapuluh tujuh tahun lamanya. Karena usia lanjut, tanggal 20 Februari 1728 ia menyurat meminta izin untuk mengangkat putra sulungnya, Pangeran Albert Cornput sebagai raja baru Dauw atau Kaidipang.
Raja baru Albertus Korompot kelahiran tahun 1702 menggantikan ayahnya Willem Korompot, dilantik dengan meneken korte verklaring tanggal 4 Agustus 1729 Â di Benteng Orange Ternate dengan Gubernur dan Direktur Maluku Jacob Christiaan Pielat untuk dan atas nama Gubernur Jenderal Mattheus de Haan. Dalam kontrak, jabatannya ditulis sebagai Raja Bolaang Itang juga Raja Dauw ( nama Kaidipang sebelum nya ). Permusuhan lama dengan Bolaang Itang yang dipimpin Jogugu Claas Ponto berlanjut, keduanya bahkan saling mengadu kepada Gubernur Maluku di Ternate.
Surat Dona Magdalena Linkakoa Ratu Bolang itang 15 maret 1694 kepada Cornelis Vander Duyn. Gubernur Jendral Ternate.
Di tahun 1694 linkakoa sudah menyebut dirinya  sebagai Ratu Bolang itang.Menunjukkan ada pemerintahan pada masa itu.
Ada juga surat dari Linkakoa kepada Gubernur Maluku yang meminta agar anak (angkat)nya Jeremias Solano (aslinya kemenakan, anak saudara wanitanya Dona Maria Dwong) yang diangkat menjadi raja Bolaangitang bila dia meninggal.
Catatan Bapak Adrianus Kojongian Linkakoa berkuasa pada 1670 - 1690 di Bolang Itang.
Berdasar manuskrip Kompeni atau buku Francois Valentijn, penaklukan Raja Mongondow (masih di masa ayah Loloda bernama Tadohe) bersama Raja Siau terjadi di tahun 1651, dengan Raja Bolaang mengangkat Maubeling sebagai Raja Kaidipang dan Raja Siau mengangkat Linkakoa sebagai Ratu Bolaangitang. Setelah meninggal (jadi beberapa tahun setelahnya) baru Maurits Binankal datang dari Bwool dan mengklaim tahta Kaidipang di Dauw.
saat Willem diangkat jadi raja Bolaangitang sepeninggal Linkakoa,
meski Willem Cornput menjadi ayah mantunya, Class Ponto, anak Jeremias Solano bersikukuh harus menjadi raja, karena hak ayahnya serta janji Gecommitteerde (komisi) Kompeni dan Willem Cornput bahwa Jeremias dan keturunannya akan menjadi raja merdeka dari Kaidipang, ketika tercapai konsesus dengan Jeremias di tahun 1696.Berdasar janji komisi kompeni ini dan Willem sendiri , sehabis itu Class Ponto giat menuntut tahta Bolang itang.
Terjadi sengketa berlarut-larut, sehingga pejabat Gubernur (Gesaghebber) Boner menggelar perdamaian yang memang diteken bersama, tapi tidak efektif, karena tidak lama kemudian bahkan sepanjang hidup Claas Ponto kemudian pengganti-penggantinya, sengketa atas tahta itu terus berlanjut. Dr Stapel sekedar menerjemahkan posisi Claas Ponto sebagai mantri bobato dari Willem Cornput.
Surat-surat Linkakoa, Claas Ponto, Israel Ponto dan penggantinya bukan hanya satu saja, tapi ada banyak, termasuk korespondensi balik dari para Gubernur Maluku di Ternate. Untuk masa Spanyol, arsip surat-surat Linkakoa ada di AGI Filipina di Seville Spanyol, Â Buku Hubert Jacobs, ada satu salinan surat bahasa Spanyol Magdalena Linkakoa yang menulis namanya sebagai Magdalena Linxaca.
Tercatat campur tangan kerajaan kerajaan tetangga dalam konflik Dauw dan Bolang itang, Suktan Hasanudin Gowa Makassar turut campur tangan dengan mengalahkan Binangkal dalam membela Bolang itang.
Soal sudah ada raja di tahun 1720-an, saya tidak pernah menemukan data, dokumen atau manuskrip atau juga referensi ilmiahnya. Karena jabatan Jeremias Solano hanya sebagai Jogugu, begitu pun anaknya Claas Ponto dan penggantinya Israel Ponto kemudian Nicolaas Ponto. Belanda hanya meningkatkan posisi dari Jogugu sejak Claas sebagai Regent atau Penghulu Jogugu. Namun, memang Bolaangitang hampir dikata menjadi merdeka dari Kaidipang. Claas Ponto memang berkali meminta dirinya diangkat menjadi Raja Bolaangitang dari hak mahkota ayahnya yang diambil Willem Cornput dan Belanda, tapi Belanda menolak, dan hanya memberinya tambahan fungsi sebagai Regent atau Penghulu Jogugu, dengan hak memimpin para mantri serta dua orang jogugu di bawah taktisnya.
Boleh dikata sebelum masa Raja Salmon Muda Ponto dilantik ,catatan catatan perjuangan penerus Ratu Linkakoa penuh kegigihan dan tidak pernah  terputus untuk mendapatkan Bolang Itang yg merdeka.