Musim dingin merupakan tantangan bagi pengusaha tempe karena suhu juga menentukan kualitas tempe. Saling bertukar fikiran bagaimana meningkatkan suhu untuk menjaga kualitas tempe, terdapat satu organisasi pedagang di tempat ini.Â
Yang bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar produsen,pedagang dan pegawainya yang terhitung ada 50 orang tergabung di dalamnya. menampung aspirasi,mendengarkan keluhan, sering juga mendapat bantuan dari pemerintah akan penyuluhan, pemasaran,alat produksi bahkan juga organisasi ini mampu bermitra dengan mitra 27 , oleh oleh jember, dan beberapa swalayan yang ada di jember.Â
Terbilang cukup banyak ketika pesanan dari mitra ini meminta produk dari tempat ini, tidak mampu jika dikerjakan 1-10 produsen yang ada, pasti mereka melibatkan semua produsen tempe untuk memasok permintaan dari mitra mereka.
 Ketika satu kendala menghampiri satu orang pengelola yang lain siap menolongnya, pernah ada kejadian satu pabrik gagal memproduksi tempe Karena air kecutannya tidak bagus dan mungkin ada penyebab lain di ragi yang digunakannya. Kemudian mengontak salah satu produsen yang ada disini untuk menolongnya dengan memberikan air kecutan dengan jumlah yang lumayan banyak dan mencoba ragi yang dipakai. Sungguh indah persaingan sehat ini berkembang dengan baik disini, saling melengkapi walupun mereka sebenarnya berperang dalam perdagangan di pasar.
Di dusun Curah ancar ini, memiliki dampak social dari kegiatan produksi tempe yang secara primer dapat langsung dirasakan oleh produsen,pegawai maupun konsumen yang termasuk dalam jaringan perdagangan ini.secara langsung dirasakan oleh produsen tempe untuk meningkatkan status sosialnya lebih tinggi dari pegawai nya.Â
Lalu dari dampak primer ini pasti juga ada yang namanya dampak sekunder yang terjadi dari kegiatan ini, dampak sekunder dari kegiatan ini adalah mengurangnya angka pengangguran yang ada di Indonesia Khususnya daerah Rambipuji, karena kegiatan mampu mengangkat pekerja dan membukakan lahan bisnis bagi orang yang ingin belajar di bidang pemasaran tempe.
Dampak social ini tidak selalu dalam bidang positif dan masih ada dampak di bidang negative, contoh dampak negative dari kegiatan ini adalah timbulnya disintregasi social di masyarakat ini, lalu kegiatan kegiatan social yang dilakukan hanyalah terbatas dilingkup perdagangan untuk kegiatan social yang lain menurun tingkat partisipasinya.Â
Hal ini dikarenakn tingkat kesibukan dalam mengelola tempe lumayan menyita waktu dan hanya sedikit waktu luang yang tersisa itupun di gunakan untuk beristirahat, bagian terkecil dalam masyrakat yaitu keluarga seakan akan disampingkan karena tuntutan kebutuhan ekonomi.Â
Kegiatan ini juga mampu mengosongkan wilayah Dusun di malam hari yang dikarenakan mayoritas pedagang ini pergi ke pasar untuk memasarkan produknya, sehingga sering terjadi pencurian. Namun saat ini sudah dapat sedikit diredam dengan adanya perkumpulan pemuda yang mulai sadar akan keamanan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H