Etika Manusia dalam Beragama

Al-quran tidak memaparkan secara rinci asal usul manusia tercipta, hanya menerangkan tentang prinsipnya saja. Alquran menjelaskan bahwa manusia di ciptakan dari tanah dengan bermacam macam istilah turaab, tien, shal shal, dan sulalah. Dapat diartikan sesungguhnya Allah menciptakan jasad manusia dari berbagai macam unsur kimiawi yang ada pada tanah. Adapun tahap tahap dalam proses berikutnya tidak terdapat dalam alquran secara perinci.
Manusia adalah makhluk pilihan yang dimuliakan oleh Allah dari makhluk ciptaan lainnya, dengan segala keistimewaan yang ada pada manusia, seperti akal manusia yang mampu membedakan antara yang baik dan buruk. Allah menjadikan manusia sebagai ciptaannya yang paling sempurna.
Didalam kehidupan bermasyarakat manusia tentu ingin melakukan perbuatan yang baik, maka kemudian manusia berpanduan kepada agama. Kehidupan beragama adalah kenyataan hidup manusia yang ditemukan sepanjang sejarah manusia dan kehidupan pribadinya.
Agama adalah ciri utama kehidupan manusia dan dapat dikatakan sebagai satu kekuatan paling dahsyat dalam mempengaruhi tindakan seseorang. Agama merupakan kekuatan sosial yang paling penting dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap lingkungan sosial. Agama dapat memelihara manusia dari penyimpangan, kerusakan dan menjauhkan tingkah laku negatif yang merugikan. Bahkan agama membuat hati manusia menjadi tentram, jernih dan suci.
Hakikat agama adalah kemampuan dalam diri manusia untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Agama tidak ada tanpa adanya umat penganut agama tersebut.dengan hal diatas dapat digambarkan bahwa manusia dapat menentukan dirinya dalam bertindak apa akan berbuat baik atau berbuat buruk, apakah perbuatan baik yang dilakukan itu sesuai dengan kehendak tuhan ataukah bertentangan dengan tuhan.
Agama-agama seseorang berperan didalam menentukan baik buruknya tindakan yang dilakukan manusia, maka perlulah di dalam kehidupan mempunyai segi pandangan beragama, sehingga manusia bisa menyadari akan perlunya mempunyai norma agama yang berlaku di masyarakat.
Oleh karena itu, seseorang yang beragama dalam mengambil keputusan untuk bertindak akan selalu mendekati kebaikan dan kebenaran, serta keadilan. Dengan demikian dapat dilihat bagaimana fungsi agama dalam kehidupan manusia, apakah dalam hal kebenaran dan kebaikan serta keadilan merupakan suatu hal yang tidak dapat ditinggalkan dan apakah memang menjadi salah satu bagian untuk mencapai kehidupan yang layak di dunia dan akhirat.
Dengan demikian norma agama berada di atas setiap perilaku kehidupan manusia. Oleh sebab itu, norma agama dapat memberikan arah dan pandangan kepada setiap manusia, karena manusialah yang ingin mencapai kehidupan itu sendiri supaya menuju arah yang baik sehingga dapat terwujudnya kehidupan.
Norma agama yang berlaku kadang bersifat tetap dan bersifat tidak tetap tergantung dari penganutnya, serta harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi dalam masyarakat. Dengan demikian akan tercipta masyarakat yang beragama dalam arti norma agama yang benar-benar dihayati dan dilaksanakan berdasarkan keputusan hati nurani dari anggota masyarakat.
Norma agama dapat mengatur secara pribadi maupun secara kelompok dengan demikian manusia pun berada di bawah norma agama, sehingga manusia berbuat sesuai dengan kehendak hati nuraninya berdasarkan kesadaran agama yang sesuai dengan kebiasaannya.
Norma agama bertujuan untuk membedakan tindakan seseorang apakah baik atau buruk. Dengan agama itulah dapat ditentukan tindakan yang beragama atau tidak beragama.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dengan manusia yang lain dalam kehidupan sehari-harinya. Oleh sebab itu, di dalam perilaku kehidupannya selalu timbul penilaian, baik dari dirinya maupun dari masyarakat tentang baik buruknya tindakan itu. Nilai tentang baik buruknya itu ditentukan oleh diri sendiri maupun oleh orang lain.
Setiap manusia dalam perilaku kehidupannya mempunyai tujuan hidup, sehingga agama dalam melihat  masalah kebaikan dalam lapangan merupakan tinjauan jarak pendek, karena langsung dapat dirasakan manusia setelah berhasil dalam bertindak. Sebagai contoh : keberhasilan seseorang alam berdagang yaitu dapat memperoleh laba yang banyak, hal itu dapat langsung dirasakan oleh manusia di dunia. Sedangkan tujuan akhir manusia untuk kepentingan akhirat atau sesudah di dunia ini merupakan tujuan jangka panjang tidak dapat langsung di rasakan oleh manusia di dunia ini. Sebagai contoh: dalam beribadah, manusia melakukan sembahyang, dalam melakukan sembahyang manusia itu mempunyai tujuan untuk mendapatkan pahala dari tuhan. Tetapi pahala tersebut tidak dapat langsung di rasakan oleh manusia setelah bertindak, namun akan dirasakan dalam kehidupan di akhirat.
Pentingnya agama dalam kehidupan manusia. Agama artinya kebaikan atau keburukan dari tindakan manusia. tindakan manusia didasarkan atas keputusan hati nurani atau  kehendak sendiri, tetapi dilihat dari segi baik atau buruk perbuatan itu. Oleh Karena itu, dalam kehidupan manusia jika akan melakukan suatu tindakan  yang baik tentu saja harus didasarkan pada hati nurani atau kepribadian manusia itu sendiri. 
Kehidupan manusia tentu saja tidak lepas dari perbuatan-perbuatan baik itu untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan manusia bersama, maka sebaiknya harus didasarkan pada ketiga unsur yakni hati nurani, alasan-alasan serta harus melihat situasi dan kondisi atu keadaannya. Dengan ketiga unsur itu sesuatu tindakan atau perbuatan kadang-kadang dapat menambah nilai-nilai kesusilaan agama yang lebih tinggi, walaupun ada kemungkinan dapat mengurangi nilai kesusilaan agam ketaraf yang lebih rendah, tetapi hak itu kemungkinan kecil saja.

DAFTAR PUSTAKA
Agus,Busranuddin.2005.Agama Dalam Kehidupan Manusia Pengantar Antropologi Agama.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Bucaille,Dr Maurice.1986. Asal-usul Manusia Menurut Bibel Al-Qur'an Sains. Bandung.MIZAN.
Gusmian,Islah,dkk.2014. Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat Agama dan Manusia. Sukoharjo.
Fridayanti. Religiusitas, Spiritualitas dalam Kajian Psikologi dan Urgensi Perumusan Religiusitas Islam. Bandung.