Perasaan saya ketika menerima kartu pos dari Cina (atau Tiongkok) selalu campur aduk. Jika kartu pos yang saya terima sesuai dengan daftar keinginan saya, pasti saya akan langsung senang. Tapi, ketika saya menerima kartu pos yang berisi aksara Cina, rasa bingunglah yang pertama kali muncul. Ketika bagian depan tidak menjelaskan apa-apa, selalu ada keterangan gambar di bagian belakang.
Sayangnya, kebanyakan keterangan juga menggunakan bahasa Cina. Akhirnya saya selalu berharap si pengirim menulis sesuatu tentang kartu pos tersebut. Untuk kartu pos ini, untungnya, si pengirim menjelaskan gambar apa yang terpampang di depan kartu pos.
Dia menjelaskan bahwa gambar tersebut adalah salah satu sudut kota Wuzhen. Wuzhen sendiri ia deskripsikan sebagai kota air (water town). Rasa penasaran pun muncul karena saya sama sekali tidak melihat ada 'air' di kartu pos itu. Pada akhirnya, internetlah tempat aku mencari tahu tentang Venesia di Negeri Tirai Bambu.
Mengenal Kota Air Wuzhen
Kota Air Wuzhen merupakan bagian dari kota Tongxiang, provinsi Zhejiang, kurang lebih 140 km berkendara dari Shanghai. Wuzhen merupakah salah satu dari 6 kota kuno yang terletak di selatan sungai Yangtze, sungai terpanjang ketiga di dunia. Semenjak awal peradaban manusia, sungai Yangtze menjadi tulang punggung peradaban Cina dengan menyediakan air segar untuk kebutuhan pertanian, perikanan dan kehidupan.
Sampai hari ini, Wuzhen masih mempertahankan bentuk aslinya walau sempat melakukan beberapa kali renovasi. Bangunan penduduk masih terbuat dari bertegel abu-abu dan bertembok bata hitam yang dilapisi plamur putih atau tidak dilapisi sama sekali. Jembatan-jembatan yang terbuat dari batu terbentang di atas kanal untuk menghubungkan satu sisi kota ke sisi lainnya.
Secara tradisional, Wuzhen terbagi ke dalam empat bagian: Dongzha, Nanzha, Xizha dan Beizha. Dari empat daerah tersebut, hanya Dongzha dan Xizha yang menjadi destinasi wisata. Sedangkan dua yang lainnya dimanfaatkan sebagai zona residensial para penghuni.
Kegiatan di Wuzhen
Hal yang membedakan Wuzhen dengan Venisia asli adalah sejarah yang terkandung di dalamnya. Beberapa museum didirikan sebagai pusat dokumentasi sejarah peradaban Cina. Salah satu museum yang terletak di Wuzhen adalah museum Budaya Bebat Kaki di daerah Xizha. Museum tersebut menampilkan sepatu-sepatu wanita Cina yang sangat kecil dan foto-foto mereka membebat kaki mereka dengan kain sehingga kaki mereka bisa muat dengan sepatu. Hal tersebut dilakukan karena zaman dulu, wanita Cina menganggap kaki kecil adalah suatu taraf kecantikan.
Pemandangan yang tidak mungkin dilewatkan di daerah Xizha adalah 'jembatan di atas jembatan' yang terdiri dari dua jembatan bersejarah. Jembatan pertama adalah jembatan Tongji yang menghubungkan sisi barat dan timur sungai, sedangkan yang lainnya adalah jembatan Renji yang terbentang dari selatan ke utara. Masing-masing jembatan sudah melewati beberapa kali renovasi walau masih berusaha mempertahankan bentuk aslinya.