Kegiatan mahasiswa tidak hanya kuliah dan berorganisasi, namun mengabdi untuk masyarakat pula. Mahasiswa bisa menyalurkan ide-ide brilian melalui PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) yang rutin diselenggarakan dan diseleksi oleh Ristekdikti setiap tahunnya. Jenis PKM yang khusus dibidang mengabdi masyarakat adalah PKM-M. Bentuk program atau kegiatan untuk masyarakat bermacam-macam. Misalnya pelatihan dan penyuluhan  kepada warga masyarakat yang membutuhkan.
Salah satu kelompok PKM-M yang lolos didanai tahun 2018 adalah kelompok dengan judul Pelatihan JUTAWAN (Jumputan untuk Wisatawan) Usaha Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Pesisir Pantai Indrayanti Melalui Keterampilan Teknik Batik Jumputan Sebagai Souvenir Bernilai Ekonomis untuk Menambah Pendapatan di Dusun Ngasem, Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta.
Kelompok yang diketuai oleh Arnie Perwita Sari dan dibantu empat anggota yaitu, Ramdani Nugraha, Pemi Anisa Wardani, Ifti Anugrah, Adreaningsih Rustandie. Kelima mahasiswa tersebut berasal dari kampus UNY dengan fakultas berbeda diantaranya Fakultas Budaya dan Seni, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial.
Sesuai judul proposal yang diajukan, kegiatan yang dipilih adalah sebuah pelatihan. Pelaksanaan kegiatan berupa pengenalan dan pelatihan teknik dasar batik dan jumputan di Dusun Ngasem, Tepus. Waktu kegiatan yang diperlukan sekitar lima bulan dengan pertemuan minimal satu minggu sekali. Kelompok yang digawangi Arnie ini memulai programnya mulai bulan April yang direncanakan hingga Agustus 2018. Mulai dari sosialisasi, pelatihan dasar, gelar produk sampai evaluasi.
Antusias warga cukup positif menyambut kedatangan kelompok mahasiswa UNY. Kali pertama agenda mereka adalah sosialisasi mengenai apa itu jumputan dan cara pembuatannya. Meskipun teknik jumputan bisa dikatakan mudah, 15 ibu-ibu Dusun Ngasem tetap memperhatikan penjelasan materi dengan khusyuk. Selanjutnya pelatihan praktik ada beberapa pertemuan yang berdurasi 4-5 jam menyesuaikan keadaan. Selama ini telah dilakukan pelatihan empat kali dan sisanya berupa pendampingan untuk memantau progres para ibu untuk mengerjakan karya mereka. Bertepatan dengan bulan puasa, kelima mahasiswa tetap semangat. Bahkan berlipat-lipat semangatnya karena berbagi ilmu di bulan suci.
Uniknya pelatihan jumputan ini adalah hasil yang dibuat langsung sekumpulan ibu rumah tangga dengan mengacu kelokalan tempat tinggal mereka yaitu Gunungkidul.
Biasanya dedaunan ketela pohon banyak ditemui di daerah dengan tanah kapur seperti Tepus. Obyek wisata pantai dengan pasir putih merupakan poin utama mengapa pelatihan ini diusulkan kelompok mahasiswa semester enam ini. Motif dengan kearifan lokal tersebut adalah andalan yang ingin digali dengan pelatihan jumputan.
Tujuan dari pelaksanaan pelatihan pembuatan batik dan jumputan di Dusun Ngasem, Tepus ini adalah memberdayakan warga setempat khususnya ibu rumah tangga. Sasaran utama adalah warga pesisir pantai Indrayanti menguasai teknik pengolahan batik dan jumputan sehingga dapat menjadi produk bernilai jual ekonomis. Ini adalah salah satu upaya peningkatan pendapatan ekonomi penduduk kawasan wisata Gunungkidul.
Harapan yang diinginkan mahasiswa kelompok JUTAWAN yaitu ilmu yang didapatkan dari perkuliahan dapat berguna di masyarakat Tepus dengan kegiatan produktif dan berkelannjutan mandiri oleh penduduk setempat. Selain itu, menghidupkan wisata Gunungkidul dengan cinderamata jumputan khas produk lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H