Mohon tunggu...
Ifti Ustadah
Ifti Ustadah Mohon Tunggu... Mahasiswa - pribadi

uin walisongo semarang

Selanjutnya

Tutup

Film

Proses Negoisasi pada Film "The Outpost"

27 November 2021   16:03 Diperbarui: 27 November 2021   16:06 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedikit saya akan menyampaikan sinopsis dari alur cerita The Outpost , film ini menceritakan tentang tentara AS, yang mengalami perang yang sangat berdarah yakni melawan sekitar 400 musuh dengan pasukan yang berjumlah 53, kejadian tersebut terjadi pada tahun 2009 lalu di pos pertempuran kamdesh di Afganistan Utara. 

Pos pertempuran tersebut dianggap merupakan pos pertempuran maut yang dikarenakan posisinya berada ditengah lembah gunung yang dapat dengan mudah terlihat dan dapat dideteksipergerakannya oleh musuh, tentara AS hampir setiap hari mendapatkan serangan dari taliban, ada sebagian tentara AS yang ditugaskan di Afganistan yang bertujuan agar dapat terhubung dengan warga lokal agar dapat menghentikan aliran senjata dari taliban yang berada di Pakistan.

Pada awal pertengahan film terdapat suatu metode penyelesaian konflik yang dilakukan oleh tentara AS dan warga lokal Afganistan yaitu dilakukannya negoisasi yakni adanya proses tawar menawar yang dilakukan dengan cara mermusyawarah untuk dapat tercapai kesepakan bersama, pertama yang dilakukan yakni kapten keting mengundang warga lokal dan para pemimpin desa untuk melakukan negoisasi supaya mereka tidak ikut campur dengan pemberontak taliban, dan telah ditemukan adanya bukti yakni terdapat salah satu pemuda dari warga lokal ikut dalam melakukan penembakan yang dilakukan oleh Taliban.

Setelah kapten Keting mengetahui maka kapten meberikan dua pilihan kepada warga lokal yaitu bekerja sama dengan tentara AS yang kemudian diberikan imbalan pembangunan infrastruktur, dan pilihan yang kedua yaitu bergabung dengan pemberontak yang kemudian akan bermusuhan tentara AS, karena melihat kebaikan kapten keting warga lokal memilih untuk bekerja sana dengan tentara AS dan meletakkan senjatanya ditengah negoisasi.

Penyelesaian negoisasi yang terjadi yaitu menggunakan teknik negoisasi keras dan lunak, karena kesepakatan negoisasi tersebut bersifat semu yaitu bisa melahirkan hasil menang maupun kalah, yaitu dimana para warga lokal memilih untuk bekerja sama dengan tentara AS maka hasilnya adalah menang dan jika warga lokal memilih untuk bekerja sama dengan pemberontak maka hasil negoisasinya adalah kalah. 

Kemengan tentara AS dalam negoisasi ini disebabkan karena adanya faktor dari kebaikan dan kesopanan tentara AS dalam musyawarah negoisasi tersebut, serta kesepakan yang didapat merupakan penyelesaian konflik dengan negoisasi tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa pihak yang meminta negoisasi yaitu tentara AS mendapatkan kesepakatan yang bersifat menang, karena telah berhasil untuk membujuk warga lokal bisa bekerja sama. 

Namun ditengah perjalan banyak timbul masalha yang terjadi sehingga mengakibatkan perjanjian yang telah disepakati dalam negoisasi menjadi bermasalah, sehingga diakhir cerita ini saya anggap gagal karena kesepakan awal tidak berjalan dengan semestinya dan kedua belah pihak melakukan hal yang bertentangan satu sama lain sehingga menimbulkan perselisihan antar pihak yang mengakibatkan kegagalan dalam negoisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun