Makan siang gratis yang berubah menjadi makan bergizi gratis menjadi konsentrasi presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Bapak Gibran Rakabuming Raka dan merupakan suatu program unggulan yang akan dilaksanakan dalam masa pemerintahannya, menjadi fokus utama dan harus dijalankan sebaik-baiknya. Menjelang akhir masa jabatannya Presiden RI Joko Widodo secara resmi mendirikan Badan Gizi Nasional melalui penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2024 dan juga alokasi Rp71 triliun dalam anggaran RAPBN tahun 2025.
Makan bergizi Gratis yang akan dilaksanakan menjadi kebiasaan yang baik bagi anak usia sekolah dalam mengkonsumsi makanan bergizi. Sikap dan perilaku dalam memilih makanan dan kebiasaan makanan anak usia sekolah dan selanjutnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan.Â
Makanan yang disajikan dari program makan bergizi gratis diharapkan menjadi pilihan makanan dan kesukaan anak usia sekolah. Tidak semua anak-anak usia sekolah memiliki kesamaan jenis makanan, maka akan menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dalam  memberikan edukasi tentang makanan bergizi yang disajikan dalam program makan bergizi gratis ini.
Anak pada usia sekolah sedang dalam masa perkembangan dimana mereka sedang dibina untuk mandiri, berperilaku menyesuaikan dengan lingkungan, peningkatan berbagai kemampuan dan berbagai perkembangan lain yang membutuhkan fisik yang sehat, maka perlu ditunjang oleh keadaan gizi yang baik untuk tumbuh kembang yang optimal.Â
Anak-anak pada usia sekolah merupakan periode yang sangat menentukan kualitas manusia pada masa dewasa. Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang tepat. Dalam masa pertumbuhan tersebut pemberian nutrisi pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan program makan bergizi gratis adalah pegetahuan pangan dan gizi. Pengetahuan gizi pada anak dinilai menjadi sangat penting dalam konsumsi makanan dan status gizi. Pengetahuan gizi berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan dan kebiasaan makanan.Â
Pengetahuan gizi yang baik diharapkan mempengaruhi konsumsi makanan yang baik sehingga dapat menuju perbaikan status gizi. Kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi dan kesalahan dalam memilih makanan akan berpengaruh terhadap status gizi, bahkan akan menjadi penolakan penerimaan makanan bergizi gratis dari pemerintah kepada anak usia sekolah. Variasi makanan diluar sekolah cukup banyak pilihan baik dari bentuk sajian dan rasa, namun kandungan makan belum tentu memenuhin unsur makan yang bergizi.
Penelitian yang dilakukan La Ode (2012) mengenai pengetahuan gizi pada siswa SD Inpres 2 Pannampu Makassar yaitu 46,3% masuk dalam kategori cukup dan 53,7% termasuk dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan masih kurangnya informasi tentang gizi yang didapat dari sekolah dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu pengetahuan gizi pada anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan makanan jajanan mereka.Â
Pengetahuan mengenai suatu objek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek tersebut (Notoatmojo, 2003).
Pengetahuan tentang gizi adalah kepandaian dalam mengenal dan memilih makanan  yang mengandung sumber zat-zat gizi baik zat gizi makro maupun mikro. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil pengetahuan dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan "What", misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya.
Pengetahuan secara perorangan maupun bersama ternyata langsung dalam dua bentuk dasar yang sulit ditentukan mana kiranya yang paling "asli" atau mana yang pailing berharga dan yang paling manusiawi. Bentuk satu adalah mengetahui saja dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati manusia (Notoatmodjo, 2003).