"Kau tak mandi?" tanya Hasan, kawan karibnya.
Yasin menghiraukan pertanyaan tersebut. Ia langsung ambil kemeja dan menghampiri motornya. Tetapi, saat itu ada kendala yang tak dapat diselesaikan secara cepat. Motor Legenda miliknya mengalami trouble, kuncinya patah di dalam.Â
Lagi-lagi Pak Dul memiliki peran penting dalam hidup Yasin. Pak Dul bersama Istri sedang pulang ke kampung halaman. Yasin dan kedua teman karibnya diberi tanggungjawab untuk menjaga rumahnya.Â
"Mumpung Pak Dul dan Istri sedang tidak ada di rumah. Kupakai saja lah motor mereka. Lagian tidak tahu ini," ucap Yasin tiba-tiba, sembari memanfaatkan keadaan.Â
Lalu ia langsung melesat ke stasiun. Tanpa sadar, sandal yang dipakainya keliru. Dan itu merupakan awal permasalahannya terjadi.Â
Pertemuan
Setibanya di Stasiun Prujakan, Yasin langsung bergegas masuk. Peluit petugas stasiun telah berbunyi, disambut dengan klakson panjang kereta. Keharuan pecah diantara penumpang dan pengantarnya. Roda berputar perlahan, membawa penumpang menjauh dari stasiun. Begitupun para pengantar yang pergi meninggalkan stasiun dengan muka murung.
"Mas.." sahut Putri dari belakang.Â
Mereka berdua bersemuka dengan tatapan yang tak biasa. Dua sejoli yang baru dipertemukan kembali setelah melalui jalan terjal, sekat kepercayaan juga rindu yang tak terhitung dengan angka.Â
Mereka berdua berpelukan. Tak mempedulikan suasana di sekitar stasiun kendati orang-orang sedang mengamati Yasin memakai sandal yang keliru.Â
Keliru adalah Sumber Bencana