"Tanpa dirimu dekap di pelukku,Â
Aku bagai pantai tanpa lautan.Â
Kembalilah kasih"
Cinta, menurutnya, bukan tentang kesenangan belaka. Cinta mulanya menjadi sesuatu yang menyiksa juga menyakitkan. Menjadi api yang membakar seluruh ilusi, termasuk ilusi ihwal jati diri, identitas dan semacamnya. Ia tak hendak mengajak orang-orang sependapat dengan argumennya, juga tak bisa menjadikan teks itu lebih buruk atau baik. Sebagaimana cinta yang ditolak tak pernah bisa digunakan untuk mengukur mutu sebuah cinta.
Cirebon, 10 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H