Mohon tunggu...
Ifla Maulana
Ifla Maulana Mohon Tunggu... Jurnalis - Ruang belajar

Sedang mengembangkan bakat melamun.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Untuk Diri: Selamat....

10 November 2022   18:59 Diperbarui: 10 November 2023   10:57 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Setelah hidup seperempat abad di dunia ini, rasanya masih banyak hal yang perlu kita pelajari tentang kehidupan. Sejenak saya tundukan kepala dan mengingat apa saja yang perlu diperbaiki dan benahi ke depan.

Beberapa tahun ke belakang, persoalan demi persoalan yang sering hinggap dalam diri membuat helaan nafas lebih panjang dari biasanya. Sepanjang proses itu pula saya telah bergulat dan bergelut dengan realita yang terkadang lucu, namun lebih sering tidak.

Perjalanan yang sering membuat saya terantuk batu dan tersungkur oleh sejumlah sebab dan alasan. Tapi dengan begitu, membuat kaki saya tangguh berdiri dan dapat berjalan meski harus tergopoh-gopoh. Satu hal yang menjadi pijakan, saya tak mau dan tak sudi jatuh terlalu lama.

Tak ada tahun dan usia khusus dimana saya bisa terus-terusan meromantisir di masa itu, setiap tahun selalu berbeda juga setiap peristiwa di masalalu adalah hasil perjalanan dari satu pertanyaan ke pertanyaan berikutnya.

Maka cukup pantas kiranya, di usia yang baru saja bertambah ini akan banyak problematika hidup yang datang menghampiri. Gejolak personal batin yang siap ditekan, naik turun emosi yang siap berubah begitu cepat, sentimentalitas yang pasti akan mendadak muncul dengan lembut.

Jumlah hari tentu saja sama jumlahnya dengan tahun sebelumnya. Tapi peristiwa demi peristiwa, kegagalan demi kegagalan, keputusan demi keputusan serta tindakan demi tindakan yang akan terjadi di depan mungkin dirasa akan lebih banyak. Ya.. Saya akan memperlebar segala kemungkinan ke depan dan menyempitkan rasa ketidak-percayaan dalam diri yang sering menghambat proses. Beberapa persoalan, akan saya hadapi dengan terus membakar semangat menggelegak dan membara.

Jika ada yang perlu saya sesali di usia-usia sebelumnya, maka jawabannya adalah betapa minimnya waktu yang dihabiskan untuk membaca. Seusai lulus kuliah, saya sudah jarang sekali membaca dengan esktensif. Buku yang saya baca lebih banyak terikat oleh pekerjaan, itu pun saat masih menjadi seorang jurnalis pemula. Kendati hal tersebut saya lebih sering membacanya dengan teknik skimming.

Saya tak tahu seperti apa hidup setelah usia yang baru bertambah ini. Di tengah kondisi yang sudah tak setangguh sebelumnya, berat badan makin naik, mata yang justru lebih sering tidur karena dihunjam oleh lelahnya pekerjaan. Tapi yang pasti, sekali lagi, setelah ini akan menjadi tahun yang tak mudah.

Saya akan menghadapinya dengan dada yang membusung dengan sikap sumeleh yang bening.  Persiapan demi persiapan telah saya kemasi dalam ransel, karena perjalanan akan segera dimulai (kembali) untuk melawan pertarungan berikutnya.

Ya, inilah saya di usia sekarang. Kita lihat saja, apa saya masih bertahan hingga November berikutnya atau gugur dalam medan pertempuran. Kau, jika mau, bisa menjadi saksinya.

Cirebon 10 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun