Mohon tunggu...
iffatun nisa
iffatun nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Selamat datang di kehidupan saya, selamat membaca:)

Selanjutnya

Tutup

Diary

This is My Life

17 Oktober 2022   01:43 Diperbarui: 17 Oktober 2022   02:37 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

  Hai, terima kasih sudah berkenan untuk mampir dan membaca tulisan ku. Tulisan sederhana yang ku harap dapat membuat seseorang diluar sana merasa lebih baik setelah membaca tulisan ini. Aku Iffa, anak pertama dari tiga bersaudara, mungkin dari sedikit definisi itu kalian bisa membayangkan bagaimana aku dituntut untuk menjadi yang paling bisa bersahabat dengan keadaan yang penuh dengan kata sabar. Ya, banyak yang mengatakan menjadi anak pertama itu enak, namun yang sebenarnya terjadi adalah menjadi anak pertama itu berarti kamu harus kuat dan mampu menghadapi realita hidup yang seringnya tidak sesuai dengan ekspektasi. Aku tidak sekuat dan sesabar itu. Cukup melelahkan bagiku memenuhi semua ekspektasi dari berbagai mulut di luar sana. Aku memutuskan untuk menulis semuanya di sini, berharap kalian diluar sana tidak merasa sendiri, karena aku pun sama seperti kalian dan aku akan ada untuk kalian. Sepertinya  sudah cukup untuk sebuah perkenalan. Selamat membaca dan semoga membantu.

Seringkali aku bertanya pada semesta, anak sulung itu juga manusia bukan?, manusia yang ga selamanya bisa memenuhi tuntutan-tuntutan orang diluar sana. Anak sulung itu juga manusia biasa punya titik lemahnya sendiri. Namun, kenapa dunia seolah menuntutnya untuk menjadi yang terbaik diantara yang baik? mengapa dunia begitu kejam pada dirinya?. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang membuat rumit isi kepalaku yang sampai saat ini belum terjawab. Aku tidak menyesal telah dilahirkan sebagai anak sulung, jelas saja tidak. Aku bersyukur sekali pernah dilahirkan ke dunia ini, menghadapi masalah-masalah ini yang terkadang membuat aku sadar bahwa aku akan menjadi lebih kuat setelah semua ini berakhir. Hanya saja, terkadang aku merasa sedikit kesal pada sifatku yang sangat mudah untuk menyerah. Aku tahu bagaimana yang kalian rasakan, bagaimana lelahnya terlihat baik-baik saja, bagaimana lelahnya berpura-pura tersenyum bahagia, aku paham perasaan itu semua karena aku pun merasakan itu juga. Disini, sebenarnya akuga bisa mengatakan bahwa hidupnya si sulung yang paling tidak enak, ya karna menjadi si tengah, bungsu, ataupun si tunggal pun terkadang jauh lebih menyiksa. 

  Disini aku hadir untuk mencoba membenarkan banyak hal. Bahwan semua orang punya hak yang sama dalam kehidupannya. Hanya karna kamu anak pertama, kamu tidak harus menjadi sempurna. Karna memaksa untuk menjadi yang sempurna itu tidak mudah. Aku paham kita sama-sama di tuntut untuk menjadi yang terbaik. Aku paham banget gimana beratnya isi kepala tapi ga tau mau cerita sama siapa. Kalian berhak untuk sedih, tapi jangan lama-lama, karena aku yakin Tuhan nempatin kalian di posisi itu berarti memang hanya kalian yang sanggup untuk berada di posisi itu. Jangan memaksakan dirimu untuk menjadi sesuatu yang diluar kapasitas hidupmu. Aku pribadi juga belum bisa melakukan hal itu, namun aku mengajak kalian yang diluar sana untuk belajar bersama, belajar mencintai diri sendiri, belajar menerima kekurangan yang kita miliki. Kalian tau tidak, kalian sudah bertahan hingga sejauh ini membuktikan bahwa kalian sebenarnya hebat. Banyak orang-orang diluar sana yang tidak sanggup dan setegar kalian, bahkan yang disayangkan sampai mencoba untuk mengakhiri hidupnya. Aku harap kalian tidak seperti itu ya. Aku sangat yakin seberat apapun masalah yang sedang kalian hadapi sekarang, kalian pasti mampu kok untuk melewatinya dengan sebaik mungkin. Sesekali coba beri reward untuk diri sendiri, sebagai apresiasi bahwa kamu telah mampu bertahan hingga sejauh ini. Percaya aja bahwa di setiap masalah yang sedang kalian hadapi semuanya adalah bagian dari proses pendewasaan diri. Tetap semangat untuk kalian dimana pun kalian berada. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya.

    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun