Berbicara mengenai keindahan alam yang ada di Propinsi Bangka Belitung, tidak terlepas dengan pesona pantai-pantainya yang berpasir putih dan keindahan batu granit yang berukuran besar menghiasi bibir pantainya.
Tapi ada satu keindahan alam lainnya yang tidak kalah menariknya dan bahkan bisa dikatakan sangat unik karena tidak dijumpai di daerah-daerah lainnya selain di Propinsi Bangka Belitung yaitu danau bekas galian tambang kaolin Kulong Biru yang terletak di Desa Air Bara.
Pulau Bangka dan Belitung sejak dulu sudah dikenal sebagai pulau penghasil timah terbesar di Indonesia.Â
Selain sebagai penghasil timah ternyata pulau Bangka dan Belitung juga dikenal sebagai penghasil tanah lempung kaolin yang berwarna putih dan pasir kuarsa atau pasir silika yang berkualitas sangat baik.
Bahan kaolin biasanya dipakai sebagai salah satu untuk bahan industri khususnya untuk campuran produk kosmetik dan farmasi juga dipakai di industri lainnya seperti industri keramik dan porselen.
Sedangkan pasir kuarsa atau pasir silika banyak digunakan untuk industri pembuatan kaca atau gelas juga untuk pembuatan keramik dan lain-lainnya.
Nah, karena tingginya permintaan industri akan pasir timah, pasir kuarsa juga bahan baku kaolin ditambah lagi dengan harga jualnya yang sangat tinggi saat ini sehingga memicu banyaknya penambangan pasir timah, pasir kuarsa dan kaolin di Propinsi Bangka Belitung.
Akibat penambangan yang tidak terkendali baik yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara yaitu PT Timah maupun masyarakat secara perseorangan sehingga menimbulkan dampak kerusakan lingkungan yang sangat luar biasa. Seperti bekas galian tambang yang ditinggalkan begitu saja oleh penambangnya tanpa ada upaya untuk melakukan reklamasi atau penutupan kembali bekas galian tambang tersebut.
Banyaknya danau-danau bekas galian tambang ini bisa dilihat dari udara jika pesawat yang kita tumpangi akan segera mendarat ke Bandar Udara Depati Amir Pangkal Pinang.Â
Dari atas ketinggian kita bisa dengan jelas melihat dengan mata telanjang danau-danau yang berwarna biru maupun yang masih berwarna keruh kehitaman yang belum lama selesai ditambang.