Mohon tunggu...
Iffat Mochtar
Iffat Mochtar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Profesional - Wiraswasta

Country Manager di sebuah Perusahaan Swasta Asing yang bergerak di sektor Pertambangan. Berdomisili di kota minyak Balikpapan, Kalimantan Timur. Memiliki banyak ketertarikan di bidang marketing, traveling, kuliner, membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Semarak Pasar Ramadhan di Kota Balikpapan

19 April 2021   09:43 Diperbarui: 19 April 2021   16:01 3998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Kemeriahan Pasar Ramadhan di Kota Balikpapan | Dokumen Pribadi

Bulan Ramadhan menjadi saat yang selalu dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Bulan suci yang penuh berkah menawarkan berlipat-lipat pahala bagi seluruh umat muslim yang menjalankan ibadah puasa.

Bulan Ramadhan tahun 2021 ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Walaupun sama-sama masih dalam suasana keprihatinan akibat pandemi Covid-19, namun tahun ini suasananya jauh lebih semarak. 

Hal ini ditandai dengan mulai banyaknya orang-orang yang berani berkumpul baik di tempat-tempat keramaian seperti di pasar-pasar ramadhan juga sudah diperbolehkannya umat muslim untuk mengadakan ibadah sholat tarawih berjamaah di masjid-masjid walaupun dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Demikian pula dengan tradisi berjualan takjil pada sore hari menjelang berbuka puasa. Tahun ini kelihatan mulai terasa ramai kembali hampir mirip dengan tahun-tahun sebelum terjadinya pandemi. Ini tentu saja sangat menggembirakan kita semua. 

Selain masyarakat lebih mudah untuk mendapatkan berbagai jenis takjil untuk berbuka puasa juga roda perekonomian kembali mulai menggeliat serta para pedagang juga bisa kembali mendapatkan rejeki di bulan puasa ini.

Spanduk-spanduk dan billboard yang bertuliskan "Marhaban Ya Ramadhan" mulai menghiasi sudut-sudut kota, pertokoan, mall, perhotelan dan tempat-tempat keramaian lainnya. 

Demikian pula dengan pasar ramadhan, seolah seperti jamur yang tumbuh sehabis musim hujan, tiba-tiba banyak bermunculan di mana-mana pada bulan Ramadhan kali ini. 

Musik-musik religi juga sudah mulai berkumandang di pusat-pusat perbelanjaan. Masyarakat pun mulai bersemangat lagi untuk menyambut perayaan hari raya Idul Fitri tahun ini setelah tahun lalu sempat sepi akibat pandemi Covid-19.

Saya mencoba menyusuri kota Balikpapan pada hari Sabtu sore tanggal 17 April 2021, sekitar satu setengah jam menjelang waktunya berbuka puasa atau dikenal dengan istilah "ngabuburit".

Kegiatan ngabuburit saat ini begitu populer tidak hanya di kalangan anak muda saja tetapi juga para orang tua dan anak-anak juga ikut menikmati kegiatan ngabuburit ini. 

Ada yang hanya sekadar mencari takjil, lauk pauk atau masakan siap saji lainnya untuk menu berbuka puasa di rumah. Tak sedikit pula yang memanfaatkan waktunya untuk mengobrol dan bercanda bersama teman-temannya juga tak lupa sekali waktu berfoto ria untuk mengabadikan momen ngabuburit tersebut.

Beberapa tempat keramaian yang menjadi pusat berjualan aneka kudapan takjil atau dalam bahasa Balikpapannya disebut dengan "wadai" untuk berbuka puasa saya singgahi. Sekalian untuk melihat-lihat secara langsung kudapan apa saja yang dijajakan para pedagang di bulan puasa ini. 

Biasanya banyak kudapan atau masakan khas daerah dijual di pasar ramadhan ini. Sayang rasanya untuk melewatkan kesempatan langka yang hanya muncul setahun sekali ini.

Suasana bulan Ramadhan memang selalu identik dengan pasar ramadhan yang menjual aneka takjil untuk berbuka puasa. Kemeriahan pasar ramadhan juga menjadi momen yang sangat dinantikan dan selalu dirindukan kedatangannya di setiap tahun.

Saya memulai penjelajahan saya di pusat pasar ramadhan di Lapangan Ringroad yang terletak tidak jauh dari Balikpapan Sport and Convention Center atau lebih dikenal dengan Balikpapan Dome. Setiap tahunnya tempat ini memang dijadikan salah satu pusat pasar ramadhan di kota Balikpapan.

Keramaian Pasar Ramadhan di Lapangan Ringroad Balikpapan | Dokumen Pribadi
Keramaian Pasar Ramadhan di Lapangan Ringroad Balikpapan | Dokumen Pribadi

Dari kejauhan sudah terlihat begitu ramai dipadati oleh para pengunjung yang ingin mencari-cari bekal untuk berbuka puasa. Ada sedikit kekhawatiran juga melihat keramaian tersebut apalagi di saat pandemi yang masih berlangsung saat ini. Tetapi saya beranikan diri untuk berhenti sejenak untuk memotret suasana pasar ramadhan di sana untuk dijadikan dokumentasi liputan saya kali ini.

Karena terlalu sesak saya pun tidak mau untuk ikut larut di antara pengunjung yang ada di sana. Walaupun saya perhatikan rata-rata orang-orang yang berinteraksi di sana sudah memakai masker penutup mulut dan hidung mereka untuk menghindari penularan Covid-19. Dengan mengambil jarak beberapa meter saya mengabadikan suasana kemeriahan yang ada di sana.

Sekali waktu saya hanya bertegur sapa dengan para pengunjung dan para pedagang yang ada di sana. Saya membeli 1 porsi pepes ikan patin yang terbungkus dengan daun pisang yang sudah dibakar.

Pepes ikan patin ini merupakan salah satu jenis masakan yang cukup terkenal di kota Balikpapan. Harganya pun relatif murah hanya Rp15.000 per porsi. 

Pada saat bulan puasa, harga-harga kue dan masakan siap saji, biasanya dijual lebih murah dibandingkan dengan hari-hari biasanya dan pilihan variasinya pun jauh lebih banyak.

Tak lama kemudian saya kembali ke mobil dan menjalankannya menuju ke pasar ramadhan berikutnya yaitu di kawasan perumahan Balikpapan Baru yang hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari Lapangan Ringroad tadi. Tujuan saya adalah di Pasar Segar.

Pasar Ramadhan di Kawasan Masjid Namirah Balikpapan Baru | Dokumen Pribadi
Pasar Ramadhan di Kawasan Masjid Namirah Balikpapan Baru | Dokumen Pribadi

Ternyata untuk pertama kalinya di samping Masjid Namirah Balikpapan Baru dibuka juga pasar ramadhan walaupun tidak terlalu besar tapi penataannya lumayan cukup rapi. Pengunjungnya tidak seperti di pasar ramadhan di Lapangan Ringroad tadi. 

Di sini suasananya tidak terlalu ramai mungkin dikarenakan waktunya sudah agak sore mendekati waktunya berbuka atau karena tidak terlalu jauh jaraknya dari Pasar Segar dimana juga berdiri pasar ramadhan yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari Masjid Namirah tadi.

Di Pasar Segar ini juga lumayan banyak pedagang menjajakan aneka kudapan takjil dan masakan yang hampir sama jenisnya dengan di pasar-pasar ramadhan sebelumnya. Hanya penataan gerainya pun jauh lebih rapi karena disponsori oleh salah satu merek kendaraan terkenal.

Suasana Pasar Ramadhan di Pasar Segar Balikpapan Baru | Dokumen Pribadi
Suasana Pasar Ramadhan di Pasar Segar Balikpapan Baru | Dokumen Pribadi

Beberapa saat menjelang waktu Magrib tiba, saya pun meninggalkan pasar ramadhan yang terletak di Pasar Segar tersebut. Selanjutnya menyusuri jalan Sungai Ampal, Gunung Guntur terus menuju ke arah Jalan Ahmad Yani atau lebih dikenal dengan Kawasan Gunungsari.

Masyarakat masih tetap ramai hilir mudik di sepanjang jalan yang saya lewati. Mungkin karena mereka berencana untuk pulang ke rumah masing-masing untuk berbuka puasa bersama dengan keluarganya sekaligus untuk mempersiapkan shalat magrib dan shalat tarawih setelah menikmati ngabuburit.

Dari Jalan Ahmad Yani saya berbelok ke kanan menuju ke kawasan Klandasan Ulu di mana banyak beridiri restoran-restoran di pinggir pantai di Kota Balikpapan ini. Saya memasuki kawasan ruko di Klandasan dan berniat untuk berbuka puasa di sana sekaligus menikmati hidangan makan malam.

Setibanya di sana saya melihat tempat parkiran mobil sudah cukup penuh di area parkir depan pertokoan tersebut sehingga saya perlu meminta bantuan petugas parkir di sana untuk mencarikan tempat parkir yang masih kosong. 

Beruntung sekali saya diberikan tempat yang tidak jauh dari restoran yang akan saya kunjungi walaupun tempat parkir tersebut sebenarnya sedikit memakan jalan masuk ke area pertokoan tersebut.

Saya memasuki salah satu restoran di kawasan Klandasan tersebut yaitu di De Caf Resto. Restoran ini juga mengusung nuansa bulan Ramadhan. Hiasan ramadan yang tergantung indah menyambut kedatangan para tamu dan juga para petugas yang melayani pengunjung memakai pakaian gamis muslim yaitu pakaian hijab dan baju koko lengkap dengan pecinya. 

Di dalam restoran ternyata sudah ramai oleh para pengunjung yang akan berbuka puasa di sana. Suasana bulan puasa sangat terasa di sana karena selain makanan yang kita pesan juga disediakan aneka kue takjil untuk menu berbuka.

Nuansa Bulan Ramadhan di Restoran De Cafe Balikpapan | Dokumen Pribadi
Nuansa Bulan Ramadhan di Restoran De Cafe Balikpapan | Dokumen Pribadi

Setelah perut terasa kenyang saya pun kembali untuk pulang ke rumah. Menyusuri Jalan Jenderal Sudirman Balikpapan mulai terasa agak lengang karena orang-orang sudah banyak berada di rumah sehabis berbuka dan melaksanakan sholat magrib. 

Setelah itu umat muslim akan bersiap-siap untuk menunaikan ibadah sholat tarawih berjamaah di masjid-masjid di dekat rumahnya masing-masing.

Karena jalanan tidak terlalu macet, saya pun hanya membutuhkan waktu 20 menit saja untuk tiba di rumah kembali. Dalam hati saya berkata, mudah-mudahan pandemi segera berakhir sehingga masyarakat kita bisa kembali beraktivitas seperti biasanya dan roda perekonomian kembali menggeliat.

Selamat menunaikan ibadah puasa semoga semangat suci bulan Ramadhan selalu berkobar di hati kita semua dan membimbing kita untuk menjalani hidup yang lebih baik.(***)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun