Mohon tunggu...
Iffat Mochtar
Iffat Mochtar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Profesional - Wiraswasta

Country Manager di sebuah Perusahaan Swasta Asing yang bergerak di sektor Pertambangan. Berdomisili di kota minyak Balikpapan, Kalimantan Timur. Memiliki banyak ketertarikan di bidang marketing, traveling, kuliner, membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Harus Melawan Arus

11 November 2020   07:00 Diperbarui: 11 November 2020   07:16 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika keserakahan dianggap sebuah tujuan
Kekalahanpun diakui sebagai kemenangan
Dan dirayakan dengan sujud syukur
Tanpa rasa malu lupakan harga diri

Ketika kebenaran dianggap suatu kesalahan
Dan kesalahan hanya dianggap sebuah kekhilafan
Maka kemunafikan akan menjadi santapan
Untuk mengganjal perut kelaparan

Ketika kebaikan dianggap sebuah kemungkaran
Dan kemungkaran dianggap sebuah kebajikan
Maka kebiadaban akan menjadi peradaban
Peradaban yang memuja kesesatan

Ketika kejujuran dianggap sebuah kebohongan
Dan kebohongan dianggap suatu kebenaran
Kepercayaanpun tak perlu untuk digenggam
Tipu muslihat bukan lagi menjadi barang haram

Ketika kekerasan dianggap sebuah kesucian
Dan kesucian tak perlu untuk diagungkan
Dajjal-pun disanjung bak Malaikat suci
Untuk menguasai hasrat duniawi

Ketika moralitas bukan lagi sebuah nilai
Maka tabupun tak malu dipertontonkan
Akhlak dan moral dikesampingkan
Untuk mengejar nafsu kepuasan

Ketika bencana sudah tidak dihiraukan
Maka tunggu waktunya kehancuran
Membawa petaka bagi semesta alam
Musnah binasa tanpa ada pegangan

Dunia semakin diporak-porandakan
Dianggap sebagai medan pertempuran
Tatanan sosial dibolak-balik tak karuan
Tak lagi dianggap sebagai sebuah acuan

Fitnah dan hoax merajalela
Fakta dan realita diputarbalikkan
Adakah akhlak dan etika yang diajarkan
Masih tersisa dan memiliki makna?

Tuhan mengingatkan dengan caraNya
Tanpa harus dengan kata-kata
Tanpa perlu sentilan di telinga
Namun jangan sampai salah langkah
Jangan tunggu diriNya murka

Kerusakan harus segera dibenah
Kemungkaran harus segera diredam
Kekerasan harus segera dihilangkan
Sikap permusuhan harus segera dienyahkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun