Mohon tunggu...
Ifan Rohimanto
Ifan Rohimanto Mohon Tunggu... Editor - Editor Video

Dosen videografi dan editor video yang suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Makan Rame-Rame Bareng Teman-Teman: Split Bill, Haruskah?

3 September 2024   14:10 Diperbarui: 3 September 2024   14:57 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi split bill / Foto: Pexels.com/Anna Tarazevich 

Split bill atau pembagian tagihan ialah proses membagi biaya transaksi atau pengeluaran antar 2 orang atau kelompok. Seringnya hal ini dilakukan saat travelling atau makan bersama-sama. Split bill bisa dilakukan dengan membagi rata tagihan atau membayar makan dan minum miliknya sendiri.

Sebenarnya split bill sudah umum diterapkan baik oleh anak muda maupun orang dewasa. Tidak ada yang salah dengan membagi tagihan atau membayar makanannya sendiri, asalkan sudah dikomunikasikan di awal, jadi tidak ada yang tersinggung maupun sakit hati.

Namun, jika dilihat split bill sebenarnya sedikit memusingkan, terutama bagi pihak restoran. Tak jarang beberapa restoran, seperti restoran di Australia, menolak untuk membagi tagihan, "no split bills", melansir laman Delicious.

Business Insider juga menekankan beberapa restoran akan menolak jika diminta untuk memberikan cek terpisah bagi pelanggannya. Eater menambahkan dengan banyaknya cek, dapat mengganggu alur pelayanan, belum lagi risiko salah di pelayan.

Sebagai contoh, salah satu restoran yang ramai di Jogja, Sate Ratu, menerapkan konsep one table one bill. Artinya, satu meja hanya ada satu tagihan. Budi Seputro, selaku owner Sate Ratu mengungkapkan enggan untuk memisah tagihan karena ada sistem yang sudah berjalan di kasir.

George Mahe, editor kuliner St. Louis Magazine mengatakan ketika meja meminta cek terpisah, yakni memerinci pesanan per orang, adalah tugas yang besar dan memakan waktu yang cukup lama. Bagi pelayan, lebih mudah memproses satu tagihan daripada 3 tagihan dalam waktu yang sama.

Risiko salah hitung juga besar, baik dari sisi pelayan maupun pelanggan. Laman Food and Wine menjelaskan jika setiap tagihan harus dibagi secara manual, hasilnya mungkin salah. Ada pajak dan tip yang sering kali terlewat. Semakin besar kelompok orang, maka semakin besar terjadinya kesalahan.

Sate Ratu / Foto: Instagram.com/sateratu
Sate Ratu / Foto: Instagram.com/sateratu

Sate Ratu, sebuah restoran yang sedang naik daun ini selalu ramai dan membuat waiting list yang cukup panjang. Budi, selaku owner, ingin menghemat waktu operasional agar semua orang dapat duduk dan menikmati sajian Sate Ayam Merah, andalannya. Salah satunya adalah dengan tidak menerima split bill saat di kasir.

Seperti yang sudah diketahui, pemilik restoran melakukan apapun demi menghemat waktu, dan efisiensi pelayanan. Jika satu meja berisi 15 orang dan masing-masing ingin tagihan terpisah, sudah pasti ada banyak waktu yang terbuang di kasir dan menyebabkan antrian yang cukup panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun