Mohon tunggu...
Ifan Fauzi
Ifan Fauzi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Jakarta angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Respon Indonesia dalam Konflik Laut China Selatan: Upaya Diplomasi atau Bersiap Perang?

10 Mei 2024   19:55 Diperbarui: 10 Mei 2024   20:01 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penolakan Cina atas hasil putusan PCA serta tidak efektifnya ASEAN dalam menyelesaikan konflik, maka Indonesia mau tidak mau perlu menggunakan cara lain dalam menangani isu LCS. Dalam hal ini peningkatan kapasitas militer di wilayah perbatasan khususnya di Laut Natuna Utara, merupakan salah satu upaya kunci untuk menghentikan pelanggaran batas wilayah yang terus terjadi. 

Kekuatan militer Cina yang terus meningkat setiap tahun tentunya sangat mengancam kedaulatan Indonesia yang sejauh ini kekuatan militernya masih tertinggal. Dengan berupaya mengimbangi kekuatan militer Cina di perbatasan Laut Natuna Utara, paling tidak Indonesia dapat memberikan peringatan kepada Cina bahwa ada konsekuensi yang dapat terjadi jika pelanggaran batas wilayah terus terjadi.

Tentunya tidak mudah bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan kapabilitas militernya yang masih tertinggal jauh dengan Cina. Dalam hal ini peran pemerintah Indonesia diperlukan untuk dapat menjalin kerja sama dengan negara lain untuk dapat mencapai keseimbangan kekuatan milter dengan Cina dalam konflik ini. Menjalin kerja sama dengan negara lain merupakan implementasi dari "Politik Bebas Aktif" yang merupakan pedoman politik luar negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan. 

Dalam hal ini pemerintah Indonesia diharapkan mampu untuk bergerak dengan bebas dan aktif dalam menjalin kerja sama militer dengan negara lain seperti Amerika Serikat yang juga memiliki kepentingan di kawasan LCS. Hal sebenarnya telah terlihat melalui latihan militer bersama antara Indonesia, Amerika Serikat dan negara lain di kawasan yang disebut "Garuda Shield". Akan tetapi hal ini masih sebatas latihan bersama dan belum mencapai tahap yang lebih tinggi seperti aliansi militer.

Meskipun masih sebatas latihan militer bersama, namun cara ini tentunya dapat berdampak positif bagi Indonesia. Melalui latihan militer bersama ini diharapkan nantinya  mampu memberikan pesan kepada Cina bahwa pelanggaran kedaulatan di LCS bukanlah isu keamanan bilateral melainkan telah meningkat dalam skala regional atau bahkan internasional karena telah mengancam stabilitas keamanan dunia. Dengan begitu maka Indonesia memiliki kekuatan tambahan dalam menekan Cina yang selama ini cenderung mencoba menyelesaikan konflik LCS secara bilateral yang tentunya lebih menguntungkan mereka karena adanya intimidasi "power" di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun