Teori Belajar sosial dari Albert Bandura
Albert Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Mundare Alberta, Kanada (Noorlaila Isti'adah, 2020). Albert Bandura memperoleh gelar sebagai sarjana muda di bidang psikologi pada tahun 1949 di University of British of Columbia lalu melanjutkan pendidikan nya di University of Lowa dan mendapatkan gelar Ph.D pada tahun 1952. Beliau merupakan salah satu psikolog aliran behaviorusme yang terkenal dengan eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan bahwa anak meniru perilaku agresif orang dewasa yang ada dilingkungan sekitarnya dengan serupa (Thobroni, 2015).
Albert Bandura menjelaskan ada 4 komponen penting dalam teori belajar sosial ini diantaranya :
 a. Memperhatikan (attention) : memperhatikan suatu perilaku/objek.Â
b. Menyimpan (retention) : proses menyimpan apa yang telah diamati untuk diingatÂ
c. Memproduksi gerakan motorik (motor reproduction) : menerjemahkan hasil pengamatan menjadi tingkah laku sesuai dengan model yang telah diamatiÂ
d. Penguatan dan motivasi (vicarious-reinforcement and motivational) : dorongan motivasi untuk mengulang-ulang perbuatan yang ada supaya tidak hilangÂ
engan demikian, dapat dilihat bahwa pada dasarnya teori belajar sosial menggambarkan perilaku manusia sebagai bentuk interaksi timbal balik yang berkelanjutan antara perilaku, kognitif, serta dampak dari lingkungan yang didapatkan melalui tahap mengamati dan meniru. Â
Relevansi Teori Belajar Sosial Albert Bandura dan Metode Pendidikan Keluarga dalam IslamÂ
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang utama dan paling dekat bagi seseorang (Saputro & Talan, 2017). Manusia akan terlebih dahulu mengenali situasi keluarga sebelum mengenal lingkungan luar dan lebih banyak menghabiskan waktunya dalam lingkungan keluarga. Pengalaman yang didapatkan pada lingkungan keluarga akan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap  perkembangan, kepribadian dan perilaku anak dimasa yang akan datang. Hal ini dikarenakan orang tua berperan sebagai pendidik pertama (Andhika, 2021) yang akan memberikan pendidikan pada setiap anak.Â
Disamping itu, anak memiliki daya tangkap yang kuat untuk meniru dan merekam setiap apa yang diajarkan oleh orangtuanya. Hasil pengamatan anak terhadap didikan dan pengajaran yang diberikan oleh orangtua nya akan memberikan pengaruh terhadap watak anak di masa yang akan datang (Gazali, 2018). Oleh karena itu, orangtua dituntut untuk berhati-hati dalam berkata, bertingkah laku agar dapat memberikan dasar-dasar pendidikan yang benar untuk anak.Â