Mohon tunggu...
Musrifah Ips
Musrifah Ips Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Diam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Alastengah Dulu dan Sekarang

19 Februari 2018   23:20 Diperbarui: 19 Februari 2018   23:38 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alastengah, sebuah desa yang sampai saat ini masih biasa dengan keberadaan para habaib. Desa yang kini mulai berkembang seiring berjalannya waktu. Masih ada kebiasaan atau tradisi yang dilakukan secara turun temurun. Seperti pembakran kemenyan pada malam jum'at, hantaran berupa makanan pasca hari-hari besar islam.

         Alstengah sekarang adalah tempat yang kian berubah seiring berjalannya waktu. Mulai dari pendidikan yang semakin berkembang. Teknologi yang semakin canggih dan penduduknya semakin banyak. Dalam banyaknya perubahan yang terjadi ada hal-hal yang sanagat disayangkan dari perubahan-perubahan tersebut.

      Perbedaan antara masa lalu dan masa sekarang juga terjadi dalam hal pendidikan. Dimana dulu seorang murit akan sangat kakdim pada gurunya. Dulu bila seorang murit pulang kerumah dengan tangisan karena telah dipukul oleh gurunya orang tua mereka akan memarahi anaknya karena yakin bahwa anaknya pasti melakukan kesalahan. Berbeda dengan sekarang dimana seorang murit sangat susah diatur oleh gurunya dan tidak mau mengikuti perintah gurunya. Bila seorang murit menagis karena dihukum oleh sang guru maka orang tua mereka akan mendatangi guru tersebut dan mengumpat sejadi-jadinya.

                 Akhlak kepada guru dan orang yang lebih tua banyak terlupakan. Dengan seenaknya mereka mngumpat di hadapan sang guru. Memarahi orang tua mereka karena keinginannya tidak terpenuhi. Mereka lebih suka mengikuti jalannya waktu yang dianggap modern. Melakukan segala cara untuk memperolehnya.

           

        Dulu anak-anak banyak yang bermain beramai-ramai. Permainan yang dimainkan adalah permainan tradisional seperti sodoran, bantengan,dan petak umpet. Waktu bermain juga biasa berakhir pada sore hari sebelum magrib. Karena saat itu masih banyak mitos yang beredar bila berada di luar kala petang tiba maka akan digondol wewe.

          Namun kini seiring berkembangnya teknologi banyak yang berubah. Anak-anak lebih suka bermain tablet atau bermain game. Mereka lebih suka berkawan dengan banyak teman di sosial media. Hingga bersosialisai dengan lingkungan menjadi hal yang sangat langka untuk terlihat. Mereka juga tidak banyak lagi percaya dengan takhayul yang sering didengar oleh anak-anak zaman dulu.

             Banyak yang berbeda bila melihat masa lalu dan masa kini. Kepercayaan pada takhayul yang semakin berkurang sehingga mereka semakin berani melakukan hal-hal yang sebelumnya mereka takuti. Teknologi yang semakin berkembang menjadikan mereka lebih suka kehidupan maya dari pada yang nyata.

       Bukan hanya pendidikan dan teknologi yang bekembang di desa alastengah namun juga penduduknya. Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya bertambah semakin banyak. Sehingga banyak lahan kosong berubah menjadi sebuah bangunan rumah untuk memenuhi kebutuhan papan atau tempat tinggal mereka. Selain dari tingkat kelahiran pertambahan penduduk juga dipengaruhi oleh perpindahan penduduk dari luar desa alstengah itu sendiri.

        Namun dibalik semua itu ada satu hal yang masih bertahan. Sesuatu yang menyatukan mereka dalam satu tempat. Semua itu adalah alunan sholawat dan juga perayaan-perayaan yang menjadi kebiasaan juga megikat mereka dalam kata gotong royong. Saat-saat seperti itulah yang benar-benar menampakan keberadaan desa alastengah yang sebenarnya.

       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun