Mohon tunggu...
ifa muchtar
ifa muchtar Mohon Tunggu... -

Simple Person

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemimpin Impian di Negeri Impian

8 Mei 2014   03:42 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:44 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Juni sebentar lagi, pesta demokrasi kedua bakalan digelar dengan menelan biaya yang katanya tidak sedikit itu akankah sukses ??? semoga saja dech.

Bila ditanyakan pada banyak orang, pasti banyak juga yang kebingungan dengan peta dan strategi yang dikemas oleh para kandidat yang ambisinya selangit itu. jangankan ditanya peta dan strategi yang akan di ambil, kalo di tanyakan pada rakyat untuk figur yang memang cocok untuk Indonesia kini tetep masih belum ada kandidat yang ngempuni untuk jabatan pada pucuk pimpinan pemerintahan ini.

Rakyat semakin kebingungan juga dengan janji-janji yang di tawarkan bagaikan surga yang serba tak terbatas keindahannya, dengan menawarkan semerbak wangi bak taman Firdaus yang terhampar buat mengisi mimpi disiang hari dan entah kapan terjadi dan terwujud.

Ditengah ramainya suhu politik yang semakin menggelitik ini, rakyat semakin linglung dengan suguhan-suguhan penuh ambisi kandidat-kandidat yang enggan mendekat, walaupun rakyat cuma bisa makan dengan kerupuk melarat.

Bingung, Limbung, dan Linglung yang sekarang di hadapi sebagian orang dalam mengadapi yang katanya Pesta Demokrasi, tapi demokrasi buat siapa? Rakyat terutama rakyat kecil seperti saya tetep tak akan pernah menikmati demokrasi yang katanya ada di tangan rakyat.

Demokrasi kerakyatan hanyalah kedok untuk mendulang suara guna meloloskan kandidat-kandidat yang katanya pro rakyat dan ujung2nya sembunyi dibalik kata Rakyat.

Hanya terselip harap dari segelintir rakyat seperti saya, agar meriahnya pesta demokrasi itu berakhir dengan terpilihnya pemimpin yang memang bisa berikan kehangatan dan kenyamanan buat rakyat tanpa meninggalkannya hanya untuk kepentingan pribadinya karena takut melarat sementara rakyat masih tersendat-sendat untuk menikmati hidup yang sudah seret...

Untuk yang akan memimpin negeri impian ini, dengarkan juga suara kami, kami tidak muluk koq, kami hanya ingin hidup nyaman dan tentram di negeri impian ini.

Siapaun engkau, kami titipkan harap dan asa untuk  tapaki masa depan untuk lebih baik, karena saya percaya dan kami percaya pasti bisa dengan mengesampingkan ambsi pribadi dan mengedepankan kemakmuran bersama.

Dari Saya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun